Namun masih diupayakan mengingat akses jalan menuju lokasi menjadi faktor utama paling berat. Pihaknya tidak akan memaksa kejar target setelah keduanya sudah beroperasional, yang penting jalan dulu. Supaya sampah - sampah yang ada di jalan bisa dikelola dengan tidak menimbulkan permasalahan bagi pariwisata di Kota Yogyakarta.
"TPS 3R Kranon dan Karangmiri baru bisa operasional 100 persen pada pertengahan Juni 2024 pasca pembangunan selesai. Jadi kita berupaya seoptimal mungkin agar kedua TPS 3R ini segera berfungsi karena kondisi darurat persampahan. Supaya sampah yang ada dijalan maupun penumpukan sampah di setiap depo wilayah bisa segera dikelola. Alhasil tak menimbulkan permasalahan kenyamanan terutama bagi industri pariwisata," tandas Haryoko.
Selain berupaya membangun TPS 3R, DLH Kota Yogyakarta pun berharap masyarakat terus menjalankan gerakan nol sampah terutama untuk sampah anorganik. Mengingat Pemkot Yogyakarta sudah mempunyai program Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori ala Jogja (Mbah Dirjo) secara massal.
Sebanyak 60 persen sampah yang dihasilkan adalah sampah anorganik, apabila sampah tersebut bisa diolah maka akan meringankan tugas DLH. (HAN)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.