Perpusnas dan Kraton Yogyakarta Berupaya Lestarikan Naskah Kuno Nusantara

Perpustakaan Nasional melakukan audiensi ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam menjalankan program prioritas

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Perpusnas
Para jajaran Perpusnas bersama perwakilan Kraton Yogyakarta napak tilas naskah-naskah kuno 

Dalam hal pelestarian, pihak keraton juga merasa perlu koleksi naskah yang dimiliki oleh Kraton Yogyakarta memiliki salinan cadangan di berbagi tempat sebagai upaya penerapan disaster management.

 “Nah mungkin dengan kesempatan ini kami dengan senang hati, misalnya bisa diadakan kerja sama, bisa di detailkan prosedurnya. Perpustakaan kami juga sudah mulai lebih tertata. Jadi setelah didigitalisasi bisa diatur mana hal-hal yang boleh keluar mana yang tidak boleh keluar dari Keraton,” pinta Gusti Hayu.

Gusti Hayu juga berkeinginan mendapatkan salinan koleksi terkait naskah Keraton Yogyakarta yang dimiliki Perpusnas. 

Pihak Kraton Yogyakarta berharap diperkenankan mengakses koleksi tersebut di antaranya terkait peta pertanahan. 

“Jadi dulu banyak koleksi naskah yang keluar tanpa sepengetahuan Keraton, terutama untuk peta pertanahan, karena keraton Yogyakarta juga dalam proses rekonstruksi jadi Nagrso Dalem (Sri Sultan) memerintahkan sebisa mungkin Keraton dikembalikan tata letaknya sesuai asalnya,” jelas Gusti hayu.

Fajar Wijanarko dari Museum Sonobudoyo menjelaskan turut menjadi saksi pada sekitar tahun 2010 sampai 2011, dimana Universitas Leipzig berkerjasama dengan Keraton untuk kegiatan digitalisasi manuskrip dengan Museum Sonobudoyo, Keraton Pakualaman dan Balai Bahasa.

“Pada tahun 2010, Pakualaman merasa aset naskah dari institusi tersebut merupakan pusaka, sehingga saat itu Gusti Pakualaman ke-9 memilih aset naskah tersebut untuk disimpan saja. Sehingga sampai hari ini mereka melakukan digitalisasi sendiri,” terang Fajar.

Fajar juga berharap dapat memperoleh salinan digital tentang Keraton Yogyakarta yang dimiliki oleh Perpustakaan nasional. 

Sehingga Keraton Yogyakarta juga dapat melayankan salinan digital koleksi tersebut agar dibaca oleh masyarakat dengan catatan sudah dipilah sesuai aturan Keraton. 

Pada kesempatan yang sama Kepala Perpustakaan Widya Budaya Keraton Yogyakarta Kanjeng Tirto menerangkan Perpustakaan Widya Nudaya yang dikenal dengan Perpustakaan keraton sebagai pusat penyimpanan arsip, manuskrip, naskah dan buku. 

Kanjeng Tirto mengajak Plt. Kepala Perpustakaan Nasional untuk melihat kondisi arsip, naskah atau manuskrip yang sebagian kondisi fisiknya cukup memprihatinkan.

“Maklum abdi dalem di widya budaya jauh dari istilah pustakawan, sehingga kurang tahu persis bagaimana menata buku dan penempatannya sehingga kami perlu pendampingan dalam mengelola manuskrip tersebut,” ujar Kanjeng Tirto. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved