Perpusnas dan Kraton Yogyakarta Berupaya Lestarikan Naskah Kuno Nusantara

Perpustakaan Nasional melakukan audiensi ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam menjalankan program prioritas

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Perpusnas
Para jajaran Perpusnas bersama perwakilan Kraton Yogyakarta napak tilas naskah-naskah kuno 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersama Kraton Yogyakarta berupaya melestarikan naskah-naskah kuno perjalanan Nusantara.

Mereka memiliki tiga program prioritas, yakni penguatan budaya baca dan literasi, standardisasi dan pembinaan perpustakaan, serta pengarusutamaan naskah nusantara. 

Plt. Kepala Perpustakaan Nasional, E Aminudin Aziz, dalam rangka melaksanakan pelestarian dan pengarusutamaan naskah-naskah kuno nusantara terus berupaya mengakselerasi program tersebut melalui kerja sama dan kemitraan.

Perpustakaan Nasional melakukan audiensi ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam menjalankan program prioritas, yang salah satunya pengarusutamaan nasakah nusantara. 

Aminudin Aziz serta jajaran diterima oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu di Kawedanan Widya Budaya Keraton Yogyakarta pada Rabu, (24/04/2024) lalu.

“Dalam catatan kami, Perpustakaan Nasional sejak tahun 2017 melakukan berbagai program digitalisasi. Saat ini pada tahun 2023 menjadi tahun ketika kami menerima banyak sekali naskah dari masyarakat, terdiri dari naskah Batak 37 judul, naskah Bugis 38 judul dan naskah Jawa, lontar Jawa_Bali, Bollinger Project dan naskah lainnya,” ujar Amin, melalui keterangan resminya, Minggu (28/4/2024).

Amin menerangkan pada tahun 2009, Perpusnas melakukan digitalisasi 7 judul naskah Keraton Yogyakarta diantaranya Serat Sujarah Aji, Babad Ngayogyakarta HBV, Serat Kyahi Bratayudha, Serat Damarwulan, Buku Gambar Pradjurit Karaton Ngayogyakarta Adiningrat, Jawa Binangun, Sejarah Makam Kerajaan.

Perpusnas memiliki dan menyimpan salinan digital naskah-naskah tersebut.

Namun, Perpusnas tidak diperkenankan untuk menyediakan salinan digital naskah-naskah tersebut kepada masyarakat umum. 

“Kemudian sejak 2013 Keraton Jogja mendigitalisasikan sendiri dan Perpustakaan Nasional tidak mengadakan digitalisasi untuk naskah tersebut, tetapi kami mendigitalisasi naskah-naskah lainnya,” terang dia.

Plt Kepala Perpusnas berharap Perpusnas diberikan izin oleh Pihak Kraton Yogyakarta untuk membuka akses kepada masyarakat terhadap naskah digital Kraton Yogyakarta yang dimiliki Perpusnas. 

“Pihak Kraton Yogyakarta untuk kemudian memberikan akses kepada masyarakat melalui softcopy yang ada di Perpustakaan Nasional ini, apakah nanti diperkenankan untuk dibuka kembali aksesnya untuk dilakukan kajian oleh para peneliti dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi para pengunjung Perpustakaan Nasional,” pinta Amin.

Sementara GKR Hayu menjelaskan naskah-naskah Kraton Yogyakarta harus dipilah terlebih dahulu untuk dapat diakses oleh masyarakat.

Karena naskah-naskah tersebut ada yang sifatnya sakral dan perlu pendampingan untuk menafsirkan kandungan yang terdapat dalam naskah tersebut. 

“Kesimpulannya, koleksi yang ada di perpustakaan Widya Budaya juga membatasi mana yang untuk umum, mana yang ketika membaca harus didampingi dan ada yang tidak bisa sama sekali,” ujar Gusti

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved