Berita Kulon Progo Hari Ini

Operasi Pasar Beras Akan Digelar di Wates Kulon Progo Demi Stabilkan Harga

Pemerintah DIY rencananya akan menggelar Operasi Pasar Murah di Kulon Progo pada Kamis (29/02/2024) pagi.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)
Ilustrasi beras 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah DIY rencananya akan menggelar Operasi Pasar Murah di Kulon Progo pada Kamis (29/02/2024) pagi.

Satu di antaranya komoditas pangan yang akan disediakan di kegiatan tersebut adalah beras.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo , Sudarna membenarkan adanya kegiatan tersebut.

"Rencananya akan dilaksanakan di Pasar Wates pada Kamis besok pagi," katanya dikonfirmasi pada Rabu (28/02/2024).

Menurut Sudarna, pelaksanaan Operasi Pasar ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari mitra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY.

Sedangkan pihaknya hanya memfasilitasi kegiatan tersebut.

Menurut jadwalnya, Operasi Pasar di Pasar Wates akan dimulai pada pukul 09.00 WIB.

Selain beras, sejumlah komoditas pangan lainnya juga akan dihadirkan dengan harga terjangkau.

"Kami berharap Operasi Pasar ini bisa membantu stabilisasi harga pangan di Kulon Progo ," ujar Sudarna.

Baca juga: Mundurnya Masa Tanam Hingga Permintaan Tinggi jadi Penyebab Mahalnya Beras di Kulon Progo

Harga beras di Kulon Progo sendiri saat ini terbilang cukup tinggi.

Rata-rata, harga beras mencapai kisaran Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu per kilogram (kg).

Sudarna mengatakan melonjaknya harga beras saat ini dipengaruhi oleh persediaan yang terbatas di penggilingan.

Meski begitu, ia memastikan tidak ada kelangkaan di Kulon Progo .

"Beras di Kulon Progo tetap tersedia, hanya saja harganya saat ini sedang tinggi," jelasnya.

Sub Koordinator Seksi Produksi, Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo , Kirmi mengatakan ada sejumlah faktor mengapa harga beras saat ini tinggi.

Salah satunya karena musim tanam yang terlambat.

Kondisi itu membuat panen raya padi ikut mundur.

Sedangkan persediaan gabah di penggilingan juga terbatas, ditambah dengan tingginya permintaan akan beras.

"Pihak penggilingan juga tidak berani menyetok beras yang banyak karena harga yang tinggi saat ini," ujar Kirmi.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved