Mundurnya Masa Tanam Hingga Permintaan Tinggi jadi Penyebab Mahalnya Beras di Kulon Progo

Kenaikan harga beras di pasaran di wilayah Kulon Progo dipicu mundurnya masa tanam padi wilayah tersebut

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Aktivitas petani di persawahan di wilayah Kapanewon Temon, Kulon Progo, belum lama ini. Mundurnya masa tanam disebut jadi salah satu faktor penyebab mahalnya beras saat ini. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo turut menelusuri penyebab mahalnya harga beras di pasaran saat ini.

Tingginya permintaan hingga pola tanam padi yang berubah pun disebut jadi penyebab.

Sub Koordinator Seksi Produksi, Bidang Tanaman Pangan, DPP Kulon Progo, Kirmi mengatakan muara permasalahan salah satunya dari mundurnya masa tanam padi.

"Harusnya kan tanam mulai September 2023, tapi mundur sampai sekitar satu setengah bulan," jelasnya pada Senin (26/02/2024).

Kirmi mengatakan kondisi ini membuat panen jadi ikut mundur. Ia mencontohkan panen padi di Kapanewon Nanggulan yang seharusnya berlangsung di Januari, saat ini masih dalam masa tanam.

Harga beras yang saat ini tinggi pun membuat petani tidak berani menyetok banyak gabah kering di penggilingan. Jika biasanya bisa sampai 50 ton gabah, saat ini hanya mereka hanya menyediakan 5 sampai 10 ton gabah.

"Sebagai contoh, untuk beras medium di penggilingan harganya sudah Rp 15 ribu per kilogram (kg)," ungkap Kirmi.

Baca juga: Peringati HUT ke-193, Pemkab Purworejo Bagikan Beras Bagi Pegawai Honorer dan Warga Kurang Mampu

Meski demikian, ia memastikan persediaan beras di tingkat petani hingga penggilingan tetap ada. Cadangan hasil panen pun tersimpan di masing-masing rumah tangga petani.

Hanya saja, Kirmi berharap para petani tidak langsung menjual beras dalam jumlah besar saat harga sedang tinggi. Sebab berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari.

"Masyarakat juga diimbau untuk membeli beras secukupnya saja sesuai kebutuhan, tidak perlu panic buying," katanya.

Adapun permintaan yang tinggi membuat harga beras saat ini terus melambung. Belum lagi dengan adanya program bantuan sosial (bansos) di mana beras jadi salah satu komoditasnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo, Sudarna tak menampik jika pasokan beras di pasaran saat ini terbatas karena dari penggilingan tidak berani menyetok banyak.

Meski begitu ia memastikan tidak ada fenomena kelangkaan beras di Kulon Progo. Sebab menurutnya, semua jenis beras saat ini masih tersedia di pasaran, khususnya di wilayah Wates.

"Stok beras tetap ada, hanya harganya yang saat ini sedang tinggi," ujar Sudarna.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved