Ini Penyebab Harga Beras Meroket

Kenaikan harga beras di Indonesia itu disebabkan oleh beberapa hal faktor utamanya adalah fenomena iklim El Nino

Editor: Joko Widiyarso
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Ilustrasi: Persediaan karung beras di salah satu kios di Pasar Wates, Kulon Progo, Rabu (21/02/2024). Stok beras di Kulon Progo dipastikan tetap tersedia meski harga tinggi. 

“Kampanye pemilu juga saya lihat sebagai potensi driven factor naiknya harga beras. Sudah kondisi jumlah berasnya sedikit di pasar, berasnya diborong oleh para Caleg untuk tujuan kampanye,” ungkapnya.

Belum lagi program Bansos Pemerintah yang juga gencar di masa kampanye Pemilu 2024 ini.

“Ya, kuantitasnya di pasar jadi makin berkurang. Demand-nya tadi tetap tinggi, harganya jadi makin mahal,” tuturnya.

Pemerintah diimbau untuk melakukan impor guna menstabilkan harga beras di Tanah Air.

Impor beras seyogyanyabdapat menjadi langkah jangka pendek saat ini untuk menstabilkan harga beras dan memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

Namun tetap harus ada perhitungan jumlah kuantitas beras impor dan jumlah pengeluaran untuk impor beras.

“Jangan karena impor, nanti semakin menekan defisit neraca perdagangan. Upaya ini juga untuk memenuhi kuantitas dan ketersediaan beras dalam negeri menjelang Ramadhan dan Lebaran 2024,” katanya.

Putu pun menyayangkan bahwa kenaikan harga beras terus menjadi permasalahan Pemerintah yang tidak kunjung usai.

Ia menyarankan beberapa hal kepada Pemerintah, seperti memperkuat kebijakan diversifkasi pangan, memperbaiki sarana dan prasarana pertanian, adaptasi teknologi, serta penelitian dan pengembangan.

“Saya menyayangkan kenaikan harga beras ini terus menjadi PR Pemerintah yang berulang. Padahal, kita punya cukup waktu untuk diversifikasi pangan guna mengurangi ketergantungan terhadap beras.

Diharapkan agar sebelum berakhirnya masa Pemerintah sekarang, kebijakan diversifikasi pangan dapat diperkuat, tidak hanya untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras, tetapi juga meningkatkan akses dan nilai tambah untuk pangan lokal.

Pemerintah diharapkan dapat memperbaiki dan juga meng-upgrade sarana dan prasarana pertanian yang ada, serta mengadaptasi dan mengimplementasi teknologi guna meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Pemerintah mesti dapat memberikan bantuan penelitian dan pengembangan untuk dapat menciptakan padi yang lebih resilient terhadap perubahan iklim dan pupuk yang lebih ecofriendly, berkualitas, dan mampu mengusir hama.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah Pemerintah perlu memastikan adanya rujukan data terkini dan valid yang terintegrasi dan mudah diakses terkait ketersediaan dan kebutuhan, serta harga beras.

“Kolaborasi multi pihak untuk mengatasi tantangan ini juga diperlukan,” tutur Putu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved