Proses Lelang Rampung, Pemkot Yogyakarta Kebut Realisasi TPS 3R Mandiri
Lelang tersebut digulirkan untuk upaya pengembangan tempat pengelolaan sampah secara mandiri di tiga lokasi sekaligus.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah lelang pengadaan barang dan jasa dirampungkan Pemkot Yogyakarta, untuk merealisasikan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle atau TPS 3R mandiri.
Alhasil, eksekutif pun optimis, kebijakan desentralisasi sampah yang ditetapkan Pemda DIY untuk seluruh kota dan kabupaten dapat diterapkan, setidaknya mulai pertengahan 2024 mendatang.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyampaikan, lelang tersebut digulirkan untuk upaya pengembangan tempat pengelolaan sampah secara mandiri di tiga lokasi sekaligus.
Meliputi TPS 3R Nitikan, Karangmiri, serta sebagian lahan yang berlokasi di TPA Piyungan, dengan skema kerja sama pinjam pakai dengan Pemda DIY.
"Di Nitikan (lelang) sudah ada pemenangnya dan (pembangunan) akan selesai pada pertengahan April. Sama dengan Karangmiri, karena hampir bersamaan," tandas Singgih, Kamis (22/2/2024).
Sebagai informasi, Pemkot Yogyakarta mengalokasikan anggaran Rp3,5 miliar untuk peningkatan kapasitas TPS 3R Nitikan dan Karangmiri.
Saat ini, untuk TPS 3R Nitikan, sejatinya sudah beroperasi dengan kapasitas pengolahan sampah 30 ton per hari, yang ke depannya bakal ditingkatkan jadi 60 ton karena penambahan shift.
Sementara, proses pengadaan peralatan penunjang pengolahan sampah di TPST Karangmiri pun sudah dilangsungkan sejak akhir tahun lalu.
Sehingga, Singgih menandaskan, penanganan limbah bisa segera digencarkan di lokasi tersebut, dengan total kapasitas 40 ton per hari.
"Kita tidak pernah lelah soal penanganan sampah. Keputusan desentralisasi sudah kami terima dan jadi komitmen kami," ucap Pj Wali Kota.
Di samping itu, dalam proyek strategis 2024, Pemkot Yogyakarta pun menganggarkan Rp2,8 miliar untuk realisasi TPS 3R yang berlokasi di lahan seluas 2.600 meter persegi di TPA Piyungan, Bantul.
Selaras rencana, sampah yang masuk ke sana bakal diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), atau selama ini dikenal dengan sebutan 'keripik sampah'.
Sebagai informasi, RDF berasal dari sampah yang mudah terbakar dan memiliki nilai kalor tinggi, seperti plastik, kertas, kain, karet dan kulit.
RDF digunakan sebagai alternatif sumber energi oleh industri, yang dalam prosesnya terdapat pembakaran menggunakan bahan bakar fosil batubara.
"Sampah plastik yang selama ini tidak bisa terurai, itu kita butuhkan untuk RDF, untuk campuran, ya, untuk dijadikan keripik sampah," katanya.
DIY Masuk Prioritas Pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Eksekusi Tunggu Pusat |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Bangun Sistem Satu Data, Intervensi Program Lebih Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Jadi Tuan Rumah Forum Smart City Nasional 2025, Kota Yogyakarta Dorong Realisasi Program Satu Data |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Optimis Paket Strategis 2025 Bisa Diselesaikan Tepat Waktu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.