Pemilu 2024

Ditanya Soal Film Dirty Vote, Mahfud MD : Nggak Ada Hubungan dengan Saya

Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD, turut menanggapi film dokumenter Dirty Vote

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
Cawapres Mahfud MD bersama para seniman dan warga Sambilegi Lor menggelar doa bersama dan tirakatan, Selasa (13/2/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Film dokumenter Dirty Vote tengah viral di detik-detik terakhir jelang pencoblosan Pemilu 2024, menjadi sorotan banyak pihak

Beberapa akademisi hingga masyarakat luas turut merespon film yang disutradarai Dandhy Dwi Laksono itu.

Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD, turut menanggapi film dokumenter tentang kondisi demokrasi tanah air tersebut.

"Dirty Vote nonton sepotong-sepotong aja, karena itu panjang sekali, ya, satu jam 56 menit, ya saya lihat nonton sepertiga ketiduran lagi, kan pas di Makkah itu saya nonton sepertiga ketiduran," katanya saat diwawancara di kediamannya, Selasa (13/2/2024) malam.

Namun secara umum, Mahfud MD menilai tidak ada sangkut pautnya antara dirinya dengan ketiga ahli hukum tata negara yang mempresentasikan hasil investigasi melalui film dokumenter tersebut.

Ketiganya yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti dan Feri Amsari.

"Meski ketiganya tapi secara umum ndak ada hubungannya, si tiga anak itu temen-temen saya, ketika saya dosen mereka masih sangat muda-muda, binaan saya semua, teman saya berdiskusi ya Bibi (Bivitri) ya Feri ya Saldi, ya Uceng apalagi saya yang bimbing desertasinya, memang teman saya semua," terang dia.

Mahfud juga menegaskan bahwa Ia memiliki tim reformasi hukum sebanyak 60 orang lebih dan mereka ada yang merapat ke Anies Baswedan serta Prabowo Subianto.

"Jadi itu nggak ada hubungannya dengan saya. Saya malah sejak Pemilu tuh saya nggak pernah ketemu Feri Amsari, karena saya tahu dan dia menghindar untuk ketemu saya, Saya juga menghindar ketemu dia, silakan," tegas Mahfud.

Ia kembali menegaskan bahwa banyak anak binaan Mahfud MD yang merapat ke dua Paslon lain.

Termasuk Fritz Edward Siregar yang saat ini menjadi juru bicaranya TKN Prabowo-Gibran.

"Itu juga teman baik saya, selalu teman diskusi seperti halnya Bibib, Dwi Hardjanti dan sebagainya, jadi itu nggak ada, nggak ada hubungan kan, ada yang bilang itu timnya Pak Mahfud. Bukan, nggak ada, saya ndak tahu apakah mereka dukung saya atau enggak," terang Mahfud MD.

Secara visual maupun data yang ditampilkan dalam film dokumenter tersebut, Mahfud MD menilai tidak ada hal baru.

Sebab menurutnya data yang diambil oleh sutradara ialah fakta-fakta yang 'dijahit' disertai narasi yang baik.

"Sehingga menurut saya apa sih yang mengejutkan dari itu memang begitu yang dikatakan tuh, satu persatu tuh semuanya ada data beritanya ada fakta kejadiannya. Sehingga saya tidak menilai itu sesuatu jelek, menurut saya, pandangan kritis dari orang-orang yang idealis tapi sama sekali nggak ada kaitannya dengan saya loh, saya ndak tahu malah ada begitu begitu," ungkpanya.

"Kalau saya bikin (film) judul itu bikin yang pakai anu, apa namanya pakai Jawa kayak Mas Butet," sambung Mahfud.

Mahfud MD juga turut menanggapi kabar ketiga narator dalam film dokumenter tersebut yang dilaporkan ke pihak berwajib.

"Dilaporkan paling hanya untuk mengimbangi situasi sekarang, ya ndak apa-apa boleh aja ini negara hukum kan. Ndak apa-apa, dilaporkan," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved