Relawan Penerus Negeri DIY Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Difabel dalam Berwirausaha

Program berbagi ini memiliki fokus khusus pada penanggulangan stunting, sebuah masalah yang sering terkait dengan kurangnya gizi pada anak-anak

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja.com/ Ist
Relawan Penerus Negeri DIY komitmen tingkatkan kesejahteraan masyarakat difabel dalam berwirausaha lewat program Bantu Negeri. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Relawan 'Penerus Negeri DIY' yang merupakan bagian dari tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo- Gibran menggulirkan program bertajuk Bantu Negeri, meliputi kegiatan penukaran sampah menjadi sembako, pelatihan kewirausahaan, dan talkshow cegah stunting.

Acara yang merupakan rangkaian dari program nasional Penerus Negeri ini tidak hanya berkontribusi pada kebersihan lingkungan dengan mendorong penukaran sampah, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui pelatihan kewirausahaan, meningkatkan potensi ekonomi lokal.

Penerus Negeri DIY sebagai relawan dari pendukung pasangan Calon Presiden Nomor Urut 02 yaitu Prabowo-Gibran berharap dari diadakannya program Bantu Negeri ini mampu berdampak dan bermanfaat secara penuh kepada para masyarakat penyandang difabel salah satunya dengan membantu usaha mereka atau juga menginspirasi penyandang difabel untuk berwirausaha.

Koordinator Daerah Penerus Negeri DIY, Besta Eins Yudharta, menyampaikan bahwa program “Bantu Negeri” untuk lingkungan bersih, ekonomi mandiri, dan penanggulangan stunting muncul sebagai respons terhadap urgensi mencapai kehidupan yang sehat dan berkelanjutan dalam pembangunan masyarakat.

Pendekatan holistik ini melibatkan tiga unsur utama: lingkungan yang bersih, ekonomi mandiri, dan penanggulangan stunting. Fokus pertama adalah menciptakan lingkungan yang bersih sebagai dasar kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

"Pencemaran udara, air, dan tanah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, sehingga melibatkan masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan menjadi langkah kritis untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah penyakit," ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, program berbagi ini memiliki fokus khusus pada penanggulangan stunting, sebuah masalah yang sering terkait dengan kurangnya gizi pada anak-anak.

Aprilia Larasati, seorang mahasiswa keperawatan UGM memberikan materi bahwa perlu adanya pendekatan gizi yang holistik, program mencakup penyuluhan mengenai pola makan sehat, akses terhadap makanan bergizi, dan pemahaman tentang pentingnya nutrisi pada masa pertumbuhan.

"Dengan mengintegrasikan ketiga unsur ini, program berbagi bertujuan memberikan dampak positif dan berkelanjutan pada kesehatan masyarakat, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi lokal, menciptakan dasar untuk masyarakat yang lebih kuat dan berdaya," ujarnya.

Owner Shinta Bella Group yaitu Shinta Kusumaningrum S.E., MM juga hadir sebagai pemateri. Pada aspek terakhir program ini menekankan pentingnya ekonomi mandiri dalam mendukung masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap sumber daya ekonomi.

"Pelatihan keterampilan, pemberdayaan perempuan, dan pendirian usaha kecil menjadi bagian integral dari kegiatan berbagi yang bertujuan membantu masyarakat khususnya para penyandang difabel menjadi lebih mandiri secara ekonomi," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved