Pemilu 2024

Jumlah Pindah Memilih ke Kota Yogyakarta pada Pemilu 2024 Berpotensi Lampaui Catatan Pemilu 2019

Tingginya antusiasme masyarakat untuk pindah memilih di hari terakhir yang tercatat lebih dari 1.200an membuat server KPU Yogya kewalahan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Ilustrasi Pemilu 2024 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jumlah Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di Kota Yogyakarta pada Pemilu 2024 mendatang berpotensi melampaui catatan pesta demokrasi sebelumnya.

Sebagai informasi, hingga penutupan pendaftaran DPTb pada Senin (15/1/2024) pukul 23.59 WIB, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta telah menginput 7.424 pemilih.

Komisioner KPU Kota Yogyakarta Divisi Perencanaan Data dan Informasi, Zuhad Najamuddin, mengatakan jumlah itu masih berpotensi bertambah, karena ratusan berkas belum diinput ke sidalih (sistem data pemilih).

Bukan tanpa alasan, tingginya antusiasme masyarakat untuk pindah memilih di hari terakhir, yang tercatat lebih dari 1.200an, membuat server kewalahan.

"Masih ada potensi 300an berkas yang belum terinput. Tapi, itu tetap sah, karena memng sistemnya naik turun kemarin, jadi belum bisa menginput, akhirnya diinput hari ini," katanya, Selasa (16/1/2024).

Sehingga, jika dikalkulasi, total pemilih dari luar daerah yang mengajukan pindah memilih menuju Kota Yogyakarta bisa mencapai sekitar 8.000 orang. 

Di luar itu, jumlahnya berpotensi bertambah karena layanan pindah memilih bakal dibuka kembali untuk empat kategori lainnya, mulai 7 Februari 2024.

Keempat kategori tersebut meliputi, tahanan di rumah tahanan atau lembaga permasyarakatan, warga yang tertimpa bencana alam, pasien rawat inap, serta perpindahan tugas.

Alhasil, Zuhad menyampaikan potensi jumlah pindah memilih ke Kota Yogyakarta bisa melampaui catatan pada Pemilu 2019 silam.

"Kalau di 2019 itu 10 ribu sekian, termasuk di lokasi khusus. Tahun ini (yang memilih) di lokasi khusus jumlahnya 3.350 pemilih yang tersebar di 14 TPS di 7 titik. Jadi, justru ada kenaikan sedikit," katanya.

"Jadi, potensinya bisa lebih tinggi dari Pemilu sebelumnya. Ini kita pantau terus pergerakannya, ya, karena kaitannya dengan jumlah surat suara yang harus kami penuhi," pungkas Zuhad. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved