Suka Cita Para Penyandang Disabilitas Mendapat Berkat dari Uskup di Gereja Kotabaru

Terutama, untuk anak-anak penyandang tuna grahita atau penderita gangguan mental seperti autism, yang seringkali dianggap 'mengganggu' oleh jemaat lain yang hendak mencari kekhusyukan.

Ia tidak menampik, menggerakkan orang untuk peduli terhadap penyandang disabilitas tidaklah mudah dan harus dilakukan secara perlahan.

"Karena khusyuknya mereka itu, kan, berbeda. Maka kami pelajari, ada difabel yang mudah bergaul dan ada juga yang agresif, tidak bisa diperlakukan sama, tempat duduknya harus diatur," urainya.

Karena itu, ia berharap, apa yang dilakukan Gereja Kotabaru ini bisa menghadirkan sebuah inspirasi bagi rumah ibadah lain di Kota Yogyakarta .

Harapannya, ke depan, jemaat bisa mengajak anggota keluarganya yang berkebutuhan khusus untuk datang dan beribadah secara rutin di gereja.

"Jemaat lain juga harus menerima. Kalau melihat teman-teman berkebutuhan khusus, jangan gumunan. Bagaimanapun, itulah yang diberikan tuhan untuk mereka," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )