Pemkot Yogyakarta Upayakan Siap Desentralisasi Sampah pada Pertengahan 2024

Ketika TPA Piyungan benar-benar ditutup pada tahun depan, Kota Yogya bakal dilanda masalah besar jika desentralisasi urung terealisasi.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, saat memantau kondisi TPA Piyungan, Bantul, akhir pekan kemarin. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta harus berpacu dengan waktu untuk merampungkan problem persampahan, setelah TPA Piyungan diwacanakan berhenti beroperasi pada 2024 mendatang.

Sebagai informasi, sampai sejauh ini Kota Yogyakarta masih menggantungkan tempat pembuangan akhir di Kabupaten Bantul tersebut, untuk membuang sekitar 135 ton sampah per harinya.

Menyikapi wacana itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengatakan bahwa pihaknya terus berhitung, mengingat sampai sejauh ini masih ada 100 ton sampah di wilayahnya yang belum terkelola.

Sehingga, ketika TPA Piyungan benar-benar ditutup pada tahun depan, Kota Yogya bakal dilanda masalah besar jika desentralisasi urung terealisasi.

"Kami berharap di pertengahan 2024 bisa selesaikan itu dengan kerjasama dan sebagainya, karena lahan di Kota Yogya sangat sempit," ujarnya, Kamis (19/10/2023).

Untuk itu, Pemkot Yogyakarta dan jajaran DPRD pun telah menyepakati alokasi anggaran sebesar Rp2,9 miliar, untuk menunjang pengolahan sampah mandiri.

Alokasi yang berasal dari anggaran perubahan APBD Kota Yogya TA 2023 tersebut bakal dimanfaatkannya untuk mendorong kapasitas TPS3R Nitikan dan Karangmiri.

"Makanya, kita terus berhitung, dengan peningkatan kapasitas di TPS3R Nitikan dan Karangmiri, agar bisa mengolah sampah lebih banyak," tandasnya.

Dijelaskan, TPS3R Nitikan dari eksisting 10 ton per hari, kedepannya bakal mendapat suntikan kekuatan yang cukup signifikan, hingga sekitar tiga kali lipatnya.

Nantinya, mesin pengolah sampah yang sudah ada di lokasi tersebut siap ditingkatkan kapasitasnya, supaya pembuangan menuju TPA Piyungan makin tereduksi.

"Di perubahan kita anggarkan pembelian alat untuk melengkapi. Kita ingin tingkatkan pengolahan tiga kali lipat jadi 30 ton per hari. Peralatan mulai kita set up di November atau Desember," katanya.

Sementara di TPS3R Karangmiri bakal diupayakan peningkatan kapasitas pengolahan dari eksisting 1,5 ton per hari, menjadi kisaran 5-10 ton.

Alokasi dari anggaran perubahan pun dimanfaatkan untuk pengadaan mesin gibrik, pemecah plastik dan daun, exrtuder, pengayak, hingga konveyor.

"Sekarang di Karangmiri baru digunakan dua RW. Nanti, kita belikan alat guna meningkatkan pengolahan sampah sampai 10 ton per hari," ucap Singgih.

Di samping itu, Pemkot Yogyakarta juga sudah menjalin kerja sama pengolahan sampah dengan PT Biru Sistem Perkasa, yang menawarkan sebuah teknologi ramah lingkungan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved