Sebanyak 2.371 Pelanggaran Ditindak Selama Operasi Zebra Progo di Kulon Progo

Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu Triatmi Noviartuti mengatakan total sebanyak 2.371 pelanggaran ditindak selama operasi.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Operasi Zebra Progo yang dilakukan di kawasan Alun-alun Wates, Kulon Progo, beberapa waktu lalu. Sebanyak 2.371 pelanggaran tercatat selama operasi dilakukan. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Jajaran Satlantas Polres Kulon Progo telah merampungkan Operasi Zebra Progo pada Minggu (17/09/2023).

Operasi yang berlangsung selama 14 hari ini dimulai sejak 4 September 2023.

Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu Triatmi Noviartuti mengatakan total sebanyak 2.371 pelanggaran ditindak selama operasi.

"Paling banyak roda dua sebanyak 2.253 pelanggaran dan 118 sisanya dari roda empat," kata Novi dihubungi pada Senin (18/09/2023). 

Kendaraan roda empat yang paling banyak ditindak adalah jenis mobil barang sebanyak 88 unit.

Menyusul mobil penumpang 28 unit dan bus sebanyak 2 unit.

Menurut Novi, pelanggaran yang paling banyak dilakukan mobil barang tersebut adalah muatan yang berlebihan sebanyak 86 unit.

Sedangkan 32 mobil lain pengendaranya tidak memakai sabuk pengaman.

"Sementara untuk motor atau roda dua, paling banyak tidak memakai helm standar sebanyak 904 pelanggaran," ungkapnya.

Petugas juga mendapati 173 pelanggaran pemotor yang masih di bawah umur.

41 pelanggaran karena boncengan lebih dari satu, 26 pelanggaran knalpot blombongan, dan lain-lain sebanyak 1.109 pelanggaran.

Jajaran Satlantas Polres Kulon Progo menerjunkan sebanyak 140 personel selama Operasi Zebra Progo 2023.

Kasatlantas Polres Kulon Progo, AKP Johan Rinto Damar Jati, mengatakan mereka terbagi dalam 3 satuan tugas (Satgas).

"Satgas Preventif dan Satgas Preemtif masing-masing 25 persen, sedangkan 50 persen untuk Satgas Penegakan Hukum (Gakkum)," jelas Johan.

Kapolres Kulon Progo, AKBP Nunuk Setiyowati, mengatakan setidaknya ada 7 pelanggaran yang jadi prioritas operasi.

Pihaknya pun mengutamakan langkah preventif dan preemtif selama operasi dilakukan.

Menurutnya, operasi dilakukan demi meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkendara.

Apalagi angka kasus kecelakaan (laka) di Kulon Progo masih terbilang tinggi.

"Operasi ini jadi upaya kami untuk menekan laka dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan keselamatan berkendara," kata Nunuk.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved