Human Interest Story
CERITA Mawar, Satu di antara PSK di Pasar Kembang yang Mengikuti Pengajian Gus Miftah
Belum genap pukul 18.00 WIB, Mawar (32), bukan nama sebenarnya, bersama ketiga temannya berjalan menyusuri gang sempit menuju Balai RW 03, Sosrowijaya
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM,YOGYA - Belum genap pukul 18.00 WIB, Mawar (32), bukan nama sebenarnya, bersama ketiga temannya berjalan menyusuri gang sempit menuju Balai RW 03, Sosrowijayan Kulon, Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Yogyakarta.
Wanita asal Jepara ini merupakan satu di antara pekerja seks komersial (PSK) di Jalan Pasar Kembang atau lebih dikenal Sarkem, yang berbondong-bondong datang untuk mengikuti 'Ngaji Rutinan bersama Warga Sarkem' yang diinisiasi pengasuh Ponpes Ora Aji Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah.
"Ini kedua kalinya mengikuti pengajian Gus Miftah. Senang dengan penyampaian beliau karena ringan dan mudah diterima, sesekali juga diselingi guyon," kata Mawar.
Baca juga: Astra Serahkan Alat Pemilahan dan Pengolahan Sampah di TPS 3R Brama Muda Sardonoharjo Sleman
Dari pantauan Tribun Jogja, selama pengajian berlangsung, Gang 3 Sosrowijayan yang dikenal Sarkem tampak sepi.
Tak ada aktivitas maupun hingar bingar musik dari tempat prostitusi yang melegenda tersebut.
Menurut pengakuan Mawar, keikutsertaannya dalam pengajian yang dipimpin Gus Miftah merupakan kesadaran diri dan sama sekali tak ada paksaan.
"Pastinya setiap orang ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Nggak selamanya juga saya di sini (Sarkem)," kata Mawar.
Mawar bersama ketiga temannya yang semula duduk di sepanjang gang, beranjak masuk ke dalam Balai RW 03 Sosrowijayan Kulon saat Gus Miftah tiba sekira pukul 18.52 WIB.
Hanya dalam hitungan menit, ruangan Balai RW 03 Sosrowijayan Kulon yang berukuran tak terlalu besar langsung dipenuhi oleh para warga Sarkem.
Lantaran tak dapat menampung banyaknya warga yang hadir, sebagian lainnya bahkan harus berdiri di luar bahkan hanya sekadar mendengarkan ceramah ulama kondang dan nyentrik tersebut di sepanjang gang.
Dalam ceramahnya, Gus Miftah menyampaikan bahwa seluruh rahmat yang Allah berikan di dunia ini kepada makhluk dikumpulkan, mulai dari Nabi Adam hingga kiamat datang maka itu baru satu persen dari keseluruhan rahmat yang Allah miliki.
"Allah memiliki 100 kasih sayang. Ia baru menurunkan satu kasih sayang-Nya di tengah jin, manusia, burung-burung, binatang ternak, dan serangga. Dengan satu kasih sayang itu, mereka bersikap lembut dan saling menyayangi," kata Gus Miftah, sebagaimana hadist dari Abu Hurairah RA.
"Hanya saja, kadar kasih sayang yang diberikan berbeda-beda. Ada yang setiap melihat ahli maksiat mereka nggak terima," lanjutnya.
"Ada juga orang-orang seperti saya yang fleksibel karena saya menggunakan pendapatnya Imam Al Ghazali, yang namanya kiai itu memandang semua umat dengan kacamata kasih sayang. Bukan kebencian," tambahnya.
Gus Miftah juga mengajukan pertanyaan kepada warga Sarkem yang hadir dalam kesempatan tersebut.
"Ahli maksiat masih bisa masuk surga atau nggak? Pendosa masih berhak masuk surga nggak?," tanya Gus Miftah.
"Menurut Gus Miftah, surga dan neraka Allah ciptakan sama-sama untuk ahli maksiat. Surga Allah ciptakan untuk ahli maksiat yang mau bertaubat, sementara neraka Allah ciptakan untuk ahli maksiat yang tidak mau bertaubat," kata Gus Miftah. (Han)
Kisah Zaira Bertels, Bangun Usaha Pemanfaatan Limbah di Sleman Jadi Produk Interior Berskala Ekspor |
![]() |
---|
Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
![]() |
---|
Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
KISAH Mbah Sutarji, Pejuang Penambal Jalan Berlubang yang Ikhlas Tanpa Minta Imbalan |
![]() |
---|
Kisah Putri Khasanah, Anak Pedagang Asongan di Bantul yang Bisa Kuliah Gratis di UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.