Cerita Warga Yogya Empat Kali Operasi Secara Gratis Dijamin JKN
Program JKN yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia.
Salah satunya telah dirasakan oleh Muhammad Rokim.
Warga Keparakan Lor, Kelurahan Keparakan, Kapanewon Mergangsan, Kota Yogyakarta telah memanfaatkan layanan jaminan kesehatan sejak masa PT. Askes (Persero) tahun 1995 silam.
"Sebenarnya sudah lama (memanfaatkan jaminan kesehatan). Semenjak saya jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ya sekitar 1995 sampai sekarang. Dulu masih yang asuransi kesehatan (askes) kemudian berubah ke BPJS Kesehatan," katanya saat ditemui di kantor BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta, Rabu (6/9/2023).
Selama menjadi peserta JKN, program ini telah ia gunakan untuk operasi.
Yang mana, pria usia 49 tahun itu pernah terlibat dua kali kecelakaan lalu lintas.
Insiden itu mengakibatkan kedua tangannya mengalami patah tulang sehingga diharuskan mendapatkan penanganan intensif.
"Kebetulan saya sudah empat kali operasi akibat kecelakaan. Kecelakaan pertama sekitar 1998 yang mengakibatkan lengan tangan sebelah kiri patah. Kecelakaan terakhir setahun yang lalu (2022). Akibatnya lengan tangan sebelah kanan juga patah," tuturnya.
Kala itu, penanganan operasi kedua lengan tangannya dengan memanfaatkan layanan dari BPJS Kesehatan di sebuah rumah sakit di Kota Yogyakarta.
Dengan adanya Program JKN, Rokim mengaku tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Pria yang sehari-hari bekerja di rumah sakit menjadi peserta JKN kelas 1.
"Jadi gratis karena biaya operasi ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Juga tidak ada tambahan biaya. Semua bisa terlayani dengan baik," ucapnya.
Bila program JKN tidak ada, ia harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp 10 juta untuk pembayaran sekali tindakan operasi. Terlebih, biaya operasi semakin mahal seiring berjalannya waktu.
Selain operasi, program JKN dari BPJS Kesehatan juga digunakan untuk berobat rutin ke puskesmas ketika dirinya mengalami batuk maupun pilek.
Oleh karena itu, ia merasa nyaman dengan keberadaan program JKN ini. Terlebih program ini bagian dari upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi warganya.
"Berbeda dengan swasta, kadang merasa ada kekhawatiran bisa klaim atau tidak," ungkap Rokim.
Pemkot Yogyakarta Bangun Sistem Satu Data, Intervensi Program Lebih Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Penjelasan Menkes Soal Wacana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan |
![]() |
---|
Ormas di Jogja Dukung Pembangunan Daerah, Tidak Ada Stigma Negatif dari Publik |
![]() |
---|
Minta Uang untuk Alat Operasi, Dokter di RSAM Lampung Dicabut Hak Layani Pasien BPJS |
![]() |
---|
Warga Binaan di Yogyakarta Terima Remisi Umum dan Dasawarsa, 103 Penerima Langsung Bebas |
![]() |
---|