TPA Piyungan Kembali Buka

Sleman Kembali Membuang Sampah ke TPA Piyungan, Kuota 135 Ton per Hari 

Tempat Penampungan Sampah (TPS) sementara di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman dipastikan ditutup setelah Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Piyun

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tempat Penampungan Sampah (TPS) sementara di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman dipastikan ditutup setelah Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Piyungan Kembali Buka .

Artinya, Kabupaten Sleman akan kembali ketergantungan membuang sampah ke TPA Piyungan.

Apalagi Sleman mendapatkan kuota cukup banyak untuk bisa membuang sampah ke tempat pembuangan akhir di Kabupaten Bantul tersebut. 

Baca juga: SMM Yogyakarta Dukung Penuh Cita-cita Putri Ariani Lanjutkan Studi di Amerika

"Iya. Kami kembali membuang sampah ke TPA Piyungan karena kami dapat kuota kok. Kuota hariannya 27 truk per hari. Jika satu truk 5 ton, maka kurang lebih 135 ton per hari. Tapi (kuota) itu kan untuk swasta dan pemerintah," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, Rabu (6/9/2023). 

Pihaknya mengaku sudah mensosialisasikan kuota tersebut kepada pengusaha jasa angkut sampah swasta. Menurut dia, mayoritas pengusaha angkut menerima dan dalam waktu dekat akan dibuatkan jadwal pembuangannya.

Epi mengungkapkan, kuota di TPA Piyungan sebenarnya belum cukup untuk menanggulangi sampah di Bumi Sembada. Karena itu, Ia meminta kepada masyarakat agar tetap mengupayakan gerakan pengurangan dan pengolahan sampah mandiri. 

Gerakan pengurangan sampah ini menurut dia sudah berjalan. Terbukti beberapa Padukuhan sudah mulai melakukannya. Epi mencontohkan, masyarakat di Sengkon, Depok maupun di padukuhan Nyamplung Banyuraden mulai melakukan pengurangan sampah organik dengan budidaya maggot. Kemudian di Sinduadi dengan TPS Terintegrasi yang mampu mengurangi sampah hingga 35 ton per hari. 

"Saya imbau masyarakat tetap mengurangi dan memilah sampah. Karena TPS sementara di Tamanmartani kan ditutup," katanya. 

Sampah yang ada di TPS sementara, setelah ditutup, akan diangkut ke TPA Piyungan. Namun tidak secara langsung. Pengangkutan dilakukan secara periodik hanya 5 truk per hari.

Sebab kuota Kabupaten Sleman membuang sampah ke TPA Piyungan dibatasi hanya 27 truk setiap harinya. Setelah sampah terevakuasi, kondisi lahan yang berbentuk cekungan seluas 3000 meter persegi akan dipulihkan kembali. 

"Lahan (bekas penampungan) diuruk kembali seperti semula. Ditutup. Dan kami juga tidak akan membuat TPS sementara lagi," kata Epi. 

Kabupaten Sleman dipastikan tidak akan membuat TPS sementara lagi. Hal ini berarti dalam upaya pengendalian sampah, hanya akan mengandalkan kuota di TPA Piyungan. Seiring dengan itu, pengendalian juga diupayakan melalui gerakan pengurangan dan pemilahan sampah di masyarakat.

Selanjutnya, mempercepat beroperasinya tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Tamanmartani yang kini sudah dalam proses pembangunan hanggar dan pengadaan peralatan.

TPST dengan luas lahan 1,3 hektar itu, kini pembangunannya dipercepat dan diharapkan selesai di akhir November sehingga awal Desember mulai dioperasikan. 

"Kemarin kan target selesai akhir tahun 2023. Mudah-mudahan akhir November sudah terbangun. Maju sebulan kan lumayan. Harapannya Desember sudah beroperasi. Meskipun masih komisioning artinya percobaan. Nanti di awal 2024 mudah-mudahan sudah lancar mengoperasikan TPST Tamanmartani," ujar dia. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved