Bagaimana Cara Mencegah Anemia pada Anak? Ini Tips buat Para Bunda

Anemia pada anak menjadi salah satu momok orang tua. Apalagi, Indonesia masih termasuk dalam 5 negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia

123rf.com
Ilustrasi ibu dan anak 

TRIBUNJOGJA.COM - Anemia pada anak menjadi salah satu momok orang tua.

Apalagi, Indonesia masih termasuk dalam 5 negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara.

Baca juga: Penyebab Stunting di Bantul adalah Overweight, Underweight, KEK, Anemia dan Perokok Pasif


Apa penyebab kasus anemia pada anak ini sering terjadi?

Berikut sejumlah penyebab kasus anemia pada anak yang tidak boleh disepelekan orang tua.

1. Tanpa gejala, tidak skrining Hemoglobin

Tingginya kasus anemia disebabkan karena seringkali anemia terjadi tanpa gejala dan orang tua kurang memahami pentingnya skrining anemia melalui pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) darah.


Sehingga, orangtua terkadang menghiraukan risiko si kecil menderita anemia.

Padahal, bersama dengan asupan nutrisi yang tidak optimal, anemia menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menghambat perkembangan otak anak.

Oleh karena itu, kondisi ini akan mengkhawatirkan jika tidak ditangani segera karena dapat menghambat tumbuh kembang anak untuk jadi generasi maju.

2. Kekurangan zat besi
 
Sebagian besar dari kasus anemia disebabkan karena kekurangan zat besi yang merupakan salah satu nutrisi penting dalam asupan makanan harian anak.

Kondisi ini juga makin diperparah dengan kurangnya konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia yang hanya mencapai 43 persen dibandingkan konsumsi protein nabati yang ada sekitar 57 persen.

Padahal faktanya, kandungan zat besi dalam protein hewani lebih tinggi dibandingkan dalam protein nabati.

Maka, itu penting untuk konsumsi protein hewani demi cegah anemia.
 
Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K), Presiden Indonesian Nutrition Association mengatakan, 1 dari 3 anak Indonesia rentan menderita anemia.

“Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi harian si kecil. Saat asupan Zat Besi tidak tercukupi dalam makanan hariannya maka dapat terjadi gangguan perkembangan kognitif atau otak, dan pertumbuhan anak,” jelasnya dalam rilis yang diterima Tribun Jogja.

Gangguan itu salah satunya menurunnya kecerdasan, fungsi otak, serta fungsi motorik anak seperti mudah kelelahan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved