Pamudja Baswara Pentaskan Ketoprak Renggani Pulungsari di Dusun Jalakan Bantul

Pamudja Baswara yang mementaskan ketoprak tersebut merupakan kelompok seni yang dimiliki oleh Pamudja, kelompok karang taruna Dusun Jalakan.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Pementasan ketoprak Renggani Pulungsari di Dusun Jalakan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Pandak, Bantul 

Setting realis yang dipakai macam gubuk bambu, kijing makam, batang pohon pisang, hingga gapura khas ketoprak mampu mereka sajikan di atas panggung.

Hanya saja, sebagai “pertunjukan kampung” beberapa kelemahan dramaturgi dalam pementasan itu memang masih terlihat.

Sebut saja misalnya kesalahan teknik vokal yang acap terjadi, akting yang kurang luwes, hingga yang paling fatal adalah blocking aktor yang serampangan sehingga kerap berbenturan dengan setting panggung.

Namun, bagi ratusan penonton yang antusias hadir menonton sejak awal hingga akhir, hal itu menjadi tak penting lantaran alur cerita yang ditampilkan tidak melulu istana-centris laiknya ketoprak pada umumnya.

Selain itu, porsi dagelan yang dibikin panjang tak pelak membuat penonton menjadi lebih betah dan tak bosan menonton keseluruhan pertunjukan yang berdurasi lebih dari dari dua jam tersebut.

Pimpinan Produksi pemetasan ketoprak Renggani Pulungsari, Tian Nugraha, mengatakan dalam pementasan itu pihaknya memang tak banyak melakukan perubahan.

Adaptasi yang dilakukan hanyalah sebatas pemakaian detail setting panggung dan beberapa adegan. 

"Contohnya di awal pementasan, ada pergelaran tari dari dua orang penari perempuan. Di naskah aslinya itu kan enggak ada. Sengaja kami tambahkan karena untuk mewadahi potensi kawan-kawan. Kan sayang, ada yang bisa menari, tidak diberi ruang untuk menari," papar Tian.

Dia menjelaskan, sejak didirikan para 2018, Pamudja Baswara sudah mementaskan setidaknya dua produksi pentas lainnya.

"Produksi pertama kami bikin pada 2019 lewat lakon Kamandaka Adu Jago. Sementara Renggani Pulungsari merupakan produksi kami yang ketiga," ucap dia.

Sementara dalam Renggani Pulungsari yang persiapan pentasnya sudah dilakukan Pamudja Baswara sejak Juni 2023 lalu, meski lebih banyak berkisah tentang perebutan dua perempuan, bagi Tian, pesan moral naskah tersebut lebih dari sekadar itu.

Tian menjelaskan, naskah tersebut memiliki pesan ihwal keikhlasan untuk tidak mengharapkan imbalan dalam mengharap apa ingin didapatkan.

Selain itu, naskah tersebut juga mengajarkan betapa pentingnya hal-hal baik dilakukan secara tulus dan terus menerus akan membuat orang yang melakukannya akan mendapatkan "imbalan yang setimpal".

"Ya contohnya, tokoh Mbok Mangun [ibu si jelita kembar] yang menolong tiga pemuda, yang akhirnya mendapatkan sesuatu yang baik pula, yakni kedua anaknya dipersunting pangeran. Ini pesan sederhana, tetapi sangat penting menurut saya," ucap Tian 

Kepala Dusun Jalakan, Tri Joko, mengaku bangga dengan pementasan yang dilakukan oleh karang taruna di dusun yang ia pimpin tersebut.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved