Ratusan Siswa dari Lima Sekolah di Bantul Diduga Keracunan MBG, Ini Kata Dinkes

Siswa yang keracunan menu MBG di Bantul berasal dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA)

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara. 

Ringkasan Berita:
  • Dinkes Bantul catat ada 237 siswa dari lima sekolah di Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, mengalami keracunan makanan. 
  • Seluruh siswa korban keracunan tidak ada yang dirawat inap di Fasyankes
  • Penyebab pasti keracunan menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan dari laboratorium

 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat sekitar 237 siswa dari lima sekolah di Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, mengalami keracunan makanan. 

Ratusan siswa tersebut keracunan makanan usai menyantap menu progam Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jetis 1, Kalurahan Sumberagung, pada Jumat (31/10/2025) lalu.

Kepala Dinkes Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara, mengatakan siswa yang keracunan MBG itu berasal dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). 

"Tapi, dari total jumlah itu sebarannya di masing-masing sekolah sedikit, kecuali di SMA N Jetis 1 yang cukup banyak sekitar 168 siswa," katanya, saat dikonfirmasi, Selasa (4/11/2025).

Dikatakannya, dari seluruh siswa yang keracunan MBG itu tidak ada yang menjalani rawat inap.

Mereka telah mendapatkan penanganan kesehatan rawat jalan.

Pasalnya, para siswa tersebut ada yang mengalami keluhan sakit perut hingga diare. 

"Informasi kemarin, untuk kasus keracunan MBG akan ditanggung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Untuk pemulihan, kita dari pemerintah daerah tidak menanggung biaya, jadi semua (tanggungan biaya perawatan keracunan MBG) ditanggung BGN," tuturnya. 

Baca juga: Baru Tiga SPPG di DIY Kantongi Sertifikat Higiene, Pemda Dorong Percepatan untuk Program MBG

Kejadian keracunan makanan tersebut baru diketahui oleh pihak Dinkes Kabupaten Bantul pada Sabtu (1/11/3025).

Dari situ, pihaknya langsung melakukan pemantauan, melakukan pendataan, hingga mengambil sejumlah sampel makanan.

"Dan kami telah melakukan pendataan ke sekolah-sekolah yang dilayani oleh SPPG bersangkutan melalui Google Form. Sampai saat ini, update keluhan siswa (diduga keracunan MBG) masih terus berjalan," ujar dia.

Di samping itu, pihaknya juga telah mengambil sampel makanan dan dibawa ke laboratorium untuk mengetahui penyebab ratusan siswa itu mengalami keracunan MBG. 

Tunggu Hasil Laboratorium

Ditambahkan, hasil pemeriksaan MBG di laboratorium membutuhkan cukup waktu atau sekitar 10 sampai 14 hari. 

"Jadi, kami belum bisa menyimpulkan untuk penyebabnya. Kita tetap menunggu pemeriksaan hasil laboratorium yang sudah kita kirimkan," urainya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved