Berita Kota Yogya Hari Ini

Warga Kota Yogyakarta Bisa Belajar Pengolahan Sampah di Taman Pintar

Penanggung Jawab Pengelolaan Sampah Taman Pintar, Anggi Fanani, mengatakan, pihaknya terbuka dan siap memberikan pelatihan soal pengelolaan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
Dok Pemkot Yogyakarta
Salah satu metode pengolahan sampah organik di Taman Pintar Yogyakarta, yang dapat dipelajari langsung oleh warga masyarakat. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upaya pengelolaan dan pengolahan sampah wajib diterapkan seluruh warga masyarakat di Kota Yogyakarta.

Pasalnya, situasi darurat sampah sudah begitu mendesak, seiring pembatasan operasional TPST Piyungan, Kabupaten Bantul.

Namun, penduduk Kota Yogyakarta yang masih awam dan belum memahami prosedur pengolahan sampah pun tidak perlu khawatir.

Sebab, Taman Pintar Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Senopati, menyediakan satu wahana edukasi terkait hal tersebut.

Baca juga: DKPP Bantul Mendeteksi Ancaman Kekeringan Lahan Pertanian

Penanggung Jawab Pengelolaan Sampah Taman Pintar, Anggi Fanani, mengatakan, pihaknya terbuka dan siap memberikan pelatihan soal pengelolaan dan pengolahan limbah.

Bahkan, ia pun memastikan, Zona Pengelolaan Sampah di destinasi wisata edukasi di Kota Yogya itu dapat diakses gratis.

Menurutnya, sejak TPA Piyungan ditutup bulan lalu, semakin banyak masyarakat yang sambang ke Taman Pintar untuk mempelajari sistem pengolahan sampah, terutama jenis organik.

Lewat wahana itu, imbuhnya, para pengunjung pun bakal diajari secara mendetail, mulai dari proses pemilahan limbah.

"Jadi, edukasinya seputar jenis sampah, bagaimana cara pemilahannya, hingga praktik mengolah sampah organik. Sudah banyak yang ke sini, dari PKK, Karang Taruna, hingga pelajar dari sekolah-sekolah di Yogya," cetusnya, Jumat (25/8/23).

"Layanannya gratis, ya, tidak dipungut biaya. Untuk caranya, tinggal mengajukan surat permohonan pada Taman Pintar, kemudian nanti akan dihubungi kapan waktu pelaksanaannya," lanjutnya.

Anggi pun menjelaskan, dengan metode pengolahan yang diterapkan, 90 persen sampah organik di Taman Pintar bisa teratasi.

Adapun beberapa metode yang digulirkan, mulai dari 24 lubang biopori, tabung komposter, serta ternak lalat hitam. 

Bahkan, lanjutnya hasil dari olahan sampah organik, seperti pupuk kompos, hingga lalat hitam, dapat dimanfaatkan secara langsung untuk tanaman, pakan ikan, serta burung di Taman Pintar.

"Siklusnya berputar terus, sampah organik yang ada diolah, kemudian hasilnya dimanfaatkan kembali. Lalu, sampah-sampah dari sisa makanan diolah dengan budidaya lalat hitam," ungkapnya.

"Itu bisa menampung sekitar 200 kilogram. Sementara lubang biopori mampu menampung 150 kilogram sampah dari dedaunan dan ranting yang sudah dicacah dulu," tambah Anggi. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved