Tekan Pembuangan Sampah ke TPA Piyungan, Pemkot Yogyakarta Realisasikan Bank Sampah Khusus

Pemkot Yogyakarta bakal merealisasikan skema bank sampah khusus di lokasi-lokasi tertentu.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Pemkot Yogyakarta
Pengelolaan dan pengolahan sampah mandiri di komplek perkantoran Balai Kota Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Situasi darurat sampah di Kota Yogyakarta seiring pembatasan pembuangan menuju TPA Piyungan, perlahan mulai terkendali.

Akan tetapi, guna memasifkan upaya pengelolaan limbah di tingkat hulu, Pemkot Yogya pun bakal merealisasikan skema bank sampah khusus di lokasi-lokasi tertentu.

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Christina Endang Setyowati, mengungkapkan skema khusus itu diterapkan di luar bank sampah level RW.

Sebagai contoh, realisasinya bisa di perkantoran, industri, perhotelan, sekolah, atau perguruan tinggi, yang jumlahnya di Kota Yogya tak sedikit.

"Bank sampah khusus itu bagaimana agar setiap instansi di Kota Yogya bisa mengelola sampah secara mandiri," ungkapnya, Minggu (20/8/2023).

Ia tidak memungkiri, bank sampah khusus sejatinya sudah terealisasi di beberapa lokasi, seperti di sekolah yang masuk kategori Adiwiyata, yang diwajibkan untuk mengelola limbah secara mandiri.

Lalu, di lingkungan perkantoran Balai Kota Yogya pun telah dicontohkan terkait metode pengelolaan sampahnya.

"Jadi, model bank sampah khusus itu memang seperti pengelolaan sampah mandiri di Balai Kota Yogyakarta. Ada pengelolaan sampah mandiri sampah organik, anorganik dan penyalurannya," urainya.

Sedangkan untuk bank sampah khusus di sekolah, imbuh Christina, konsepnya pun bisa mereplikasi bank sampah level RW, dengan format nasabah, pencatatan dan penyaluran.

Bedanya, nasabah di bank sampah khusus ini bisa dihimpun dengan menggerakkan guru, siswa, hingga seluruh warga di sekolah.

"Bulan Mei-Juni kemarin kami sudah ke lapangan, ya, untuk mengidentifikasi bank sampah khusus secara acak. Kami identifikasi terkait mekanisme pengelolaan sampahnya itu seperti apa," tandasnya.

"Jika penyaluran sampahnya ada kerja sama dengan pihak lain, model kerjasamanya seperti apa, begitu. Harapannya seiap bulan kami dapat laporan sampah yang dikelola berapa," tambah Christina.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menandaskan Gerakan Mbah Dirjo (Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja) yang sudah digulirkan di Kota Yogya sejak Juli lalu mulai membuahkan hasil.

Sejauh ini 16 ribu biopori dengan ragam metode mulai direalisasikan warga masyarakat, sehingga sampah organik yang dibuang menuju TPA Piyungan tereduksi.

Bahkan, 16 ribu biopori yang terealisasi itu diklaim berhasil mengurangi sekitaran 20-25 persen sampah harian yang berasal dari Kota Yogya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved