Puluhan Anak di Cangkringan Sleman Mendadak Alami Batuk-Pilek hingga Diare, Ini Penjelasan Dinkes

Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat masih berupaya melakukan investigasi mengenai penyebab warga mengalami hal tersebut. 

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
internet
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Puluhan anak di Kalurahan Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman dilaporkan mendadak mengalami diare, ada juga yang batuk dan pilek.

Namun hingga kini belum bisa dipastikan penyebab dari diare serta batuk-pilek yang dialami puluhan anak-anak tersebut.

Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat masih berupaya melakukan investigasi mengenai penyebab warga mengalami hal tersebut. 

"Yang sakit ada sekitar 24, tapi tidak diare semua ada yang hanya batuk-pilek. Anak-anak semua," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, Kamis (10/8/2023). 

Diceritakan, laporan tersebut bermula ketika pada Minggu, 6 Agustus 2023 lalu diselenggarakan lomba-lomba dalam rangka kegiatan 17-an.

Menurut Cahya, belum ada kejelasan makanan apa yang dikonsumsi warga dalam kegiatan tersebut.

Namun, mulai hari Senin (7/8/2023) hingga Rabu (9/8/2023), dari beberapa dusun di Kepuharjo melaporkan warganya ada yang diare dan muntah, tetapi penyebabnya bukan dari makanan yang sama di satu tempat. 

Pihaknya menyangsikan, anak-anak tersebut sakit lantaran keracunan makanan.

"Karena mereka tidak makan di Kalurahan tersebut," ujar Cahya.

Saat ini, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Cangkringan sudah melakukan tindakan pertolongan bagi penderita dan anak-anak yang sakit sudah pada sembuh.

Hingga Kamis (10/8/2023) siang ini, menurut Cahya, pihaknya masih melakukan investigasi di masyarakat dan sementara ini dianggap tidak ada perluasan kasus.

"Karena lokasinya tersebar dan sementara tidak ada sampel makanan yang ditemukan," kata dia. 

Sementara itu, Panewu Cangkringan, Jaka Sumarsana, mengatakan dari informasi yang diterima, sejumlah warga yang menderita diare tersebar di sejumlah Padukuhan di Kepuharjo.

Di antaranya, di Padukuhan Kaliadem ada 4 orang; Padukuhan Jambu 7 orang; Padukuhan Kepuh 6 orang ; Padukuhan Pagerjurang 4, Batur 1 dan Petung 3 orang. 

"Ada info warga kami di Kepuharjo anak-anak pada diare," kata Jaka.

Pihaknya pun mengaku tidak mengetahui penyebabnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr Khamidah Yuliati, mengungkapkan pada Kamis (10/8/2023) pagi tim pemeriksaan dan investigasi dari Puskemas sudah menuju Kalurahan Kepuharjo dan melakukan koordinasi yang dihadiri Panewu maupun pihak Kalurahan.

Setelah itu, tim melakukan pemeriksaan dan penyelidikan epidemiologi.

Tim Puskemas melakukan penelusuran hingga pukul 13.00 WIB.

Hasilnya, warga yang mengalami keluhan tersebar di sejumlah Padukuhan.

Di antaranya di Padukuhan Kepuh 12 orang, di Padukuhan Jambu 6 orang, Padukuhan Batur 2 orang, Kopeng 4 orang, Pagerjurang 2 orang, dan Padukuhan salam di Kalurahan Wukirsari ada 1 orang. 

"Tindak lanjut, melakukan pemeriksaan kesehatan bagi penderita yang masih bergejala. Melakukan penyelidikan epidemiologi dengan penderita. Edukasi tentang diare. Melakukan koordinasi dengan pihak Kalurahan apabila ada peningkatan jumlah kasus atau gejala pada penderita," terang Yuli.

Puskemas, kata dia,  juga berkoordinasi dengan Kalurahan untuk melakukan pendataan dan pembinaan pada paguyuban jajanan keliling.

"Jadi tidak bisa menggambarkan karena keracunan makanan, tapi memang karena peningkatan kasus diare yang terjadi di beberapa dusun. Karena penyebab diare berbeda dan tidak ada hubungan epidemiologi," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved