Penutupan TPA Piyungan

17 Depo di Kota Yogya Mulai Dibuka, Warga Masih Nekat Buang Sampah di Jalanan

Dalam rentang 3-5 Agustus 2023, sebanyak 17 depo adi Kota Yogyakarta kan dioperasikan.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Azka Ramadhan
Tumpukan sampah yang tampak di Jalan KH Wachid Hasyim, Kota Yogya, Kamis (3/8/2023) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM - Sebanyak 17 depo sampah di Kota Yogyakarta mulai dioperasionalkan secara terbatas, sehingga dapat menerima pembuangan limbah dari penduduk.

Tapi, tingkat kesadaran warga masyarakat untuk mengantisipasi situasi darurat sampah rupanya masih sangat rendah, lantaran tumpukan limbah di jalanan sejauh ini masih bermunculan.

Berdasar pantauan Tribunjogja.com , Kamis (3/8/2023) siang, sampah-sampah tampak bertebaran di sejumlah ruas jalan, mulai Jalan KH Wachid Hasyim, Jalan Cendana, Jalan Sukonandi, hingga Jalan Sastrodipuran.

Tapi, kondisi tumpukannya memang tak lagi menggunung seperti tempo hari, meskipun sebarannya terbilang cukup masif di beberapa titik sekaligus.

Baca juga: CATAT! Nekat Buang Sampah Sembarangan di Kota Jogja Bisa Dikenai Sanksi Tipiring

Rata-rata sampah yang dibuang di jalanan tersebut, kondisinya sama sekali tak terpilah, karena jika dilihat dari dekat hampir seluruh bungkusan itu berisi limbah sisa makanan, maupun plastik dan kardus.

Fenomena ini, tentu menjadi ironisme tersendiri, mengingat Kota Yogyakarta masih dalam situasi darurat sampah , seiring pembatasan alokasi ke TPA Piyungan

"Kalau tadi pagi lihat itu, memang banyak orang naik motor yang lewat, sambil buang sampahnya di situ, ya. Kemarin sudah diangkut juga sebenarnya, tapi hari ini muncul lagi," ucap Lida, warga yang sehari-harinya beraktivitas di Jalan KH Wachid Hasyim.

Sementara itu, Sub Koordinator Kelompok Substansi Penanganan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta , Mareta Hexa Sevana, menuturkan, dalam rentang 3-5 Agustus 2023, sebanyak 17 depo akan dioperasikan.

Hanya saja, pengoperasiannya masih bersifat terbatas, yang rata-rata bisa diakses masyarakat secara mandiri di pagi hari.

Kemudian, para penggerobag atau transporter juga sudah diberikan akses untuk memboyong limbah dari lingkungan penduduk menuju depo-depo yang telah dioperasionalkan tersebut.

Dengan catatan, jam atau waktu pembuangannya pun diatur dengan batasan yang cukup ketat sesuai kesepakatan paguyuban, supaya limbah tidak menumpuk di depo.

"Sudah disosialisasikan lewat (Dinas) Kominfosan juga, agar masyarakat tidak membuang sampah di pinggir jalan. Silakan menaruh sampah residu di depo-depo yang sudah dibuka lagi," ucapnya.

Sebagai contoh, depo-depo yang mulai dioperasikan antara lain, Depo Pringgokusuman yang dibuka sedari pukul 06.00-09.00 WIB untuk mandiri dan transporter.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Diminta Jajaki Kerjasama dengan Daerah Lain untuk Atasi Masalah Sampah

Lalu, Depo Kebun Raya (08.00-10.00), Depo Ngasem (05.00-07.00), Depo Purawisata (06.00-09.00), Depo Mandala Krida (08.00-09.00), Depo Dukuh/Sariloyo (06.00-08.00) dan Depo RRI (07.00-09.00).

"Kuota pembuangan diatur proporsional, ya, antara warga secara mandiri dan penggerobag. Tapi, upaya penyisiran tetap kami lakukan, terutama di ruas-ruas jalan protokol di Kota Yogyakarta ," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved