Penutupan TPA Piyungan
Tak Jauh dari Malioboro, Gunungan Sampah Hiasi Kawasan Pasar Beringharjo Yogyakarta
Pemandangan tidak sedap berupa penumpukan sampah masih saja dijumpai di seputaran Kota Yogyakarta . Ironisnya, tumpukan sampah juga
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemandangan tidak sedap berupa penumpukan sampah masih saja dijumpai di seputaran Kota Yogyakarta .
Ironisnya, tumpukan sampah juga muncul di sejumlah ruas jalan utama, yang tidak jauh dari objek-objek pariwisata krusial di Kota Pelajar.
Terbaru, tumpukan sampah terlihat di sebelah utara Taman Budaya Yogyakarta (TBY), atau tepatnya Jalan Pabringan.
Gunungan sampah yang mulai menimbulkan bau tak sedap dan rubungan lalat itu, hanya berjarak sekitar 100 meter saja dari kawasan Malioboro.
Baca juga: Sebanyak 224 PPPK Tahun 2022 di Pemkab Kulon Progo Terima SK Pengangkatan dari Pj Bupati
Otomatis, fenomena tersebut mengganggu aktivitas pariwisata dan ekonomi, lantaran sampah menumpuk tepat di sebelah selatan Pasar Beringharjo .
Terlebih, saat ini, di TBY tengah berlangsung agenda Pasar Kangen 2023 , yang rutin dipadati pelancong.
"Sudah seminggu sampah menumpuk di situ. Tidak ada yang mengambil, sampai menumpuk begitu, ya," urai Budi, salah satu pengemudi becak yang sehari-hari beraktivitas di sekitar Pasar Beringharjo .
Ia pun menduga, sampah tersebut berasal dari warga yang sengaja membuang sembarangan, karena sejumlah depo dan TPS masih ditutup rapat.
Bahkan, papan larangan pembuangan sampah di kawasan itu, seakan tak digubris sama sekali.
"Sudah dipasangi papan larangan. Sepertinya bukan sampah dari pasar, karena kalau sampah dari pasar sudah disediakan tempatnya sendiri, di sisi utara. Semoga saja segera diangkut itu," harapnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengatakan, saat ini memang baru lima depo yang dioperasikan, meliputi Depo Utaralaya, Sarilaya, Pengok, Dukuh, hingga Ngasem.
Karena itu, ia berharap, masyarakat bisa membuang limbahnya menuju depo-depo yang telah dioperasikan.
"Setelah dipilah, sampah silakan dibuang ke depo. Kalau penggerobag memang belum boleh. Tapi kalau warga, secara mandiri, bisa. Jadi, jangan dibuang di pinggir jalan, atau di sungai," tegas Singgih.
Ia pun memastikan, seiring dengan alokasi 100 ton sampah per hari dari Kota Yogya yang dapat dibuang menuju TPA, operasional depo pun bakal ditambah.
Hanya saja, pembukaan depo ini akan dilakukannya secara bertahap dan tak mungkin serentak, karena berpotensi memperparah tumpukan limbah.
"Sehingga, alokasi 100 ton di TPA Piyungan untuk sampah dari Kota Yogya itu membuat kondisinya jadi semakin terkendali nanti," cetusnya. (aka)
Sekda DIY Minta Kabupaten/Kota Kurangi Produksi Sampah untuk Perpanjang Usia TPA Piyungan |
![]() |
---|
Belasan Ton Sampah Setiap Hari Menumpuk di Jalanan Kota Yogyakarta Selama Pembatasan TPA Piyungan |
![]() |
---|
Pemda DIY Lakukan Evaluasi Penanganan Sampah Jelang Kembali Dibuka TPA Piyungan |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Persilakan Kabupaten/Kota Sanksi Warga yang Bakar dan Buang Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
FMSS Datangi DPRD DIY Pertanyakan Arah Kebijakan Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.