Penutupan TPA Piyungan
Penutupan TPA Piyungan, Jadi Momen Perubahan Perilaku Masyarakat terhadap Sampah
Dengan adanya berita penutupan TPA Piyungan, warga menyadari bahwa sampah adalah masalah bersama.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan,-- yang akhirnya Kabupaten Sleman diperintahkan untuk mengolah sampah secara mandiri,--disebut menjadi momentum perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah .
Sampah yang dikhawatirkan akan menumpuk di mana-mana, relatif terkendali di Bumi Sembada.
Sejumlah pihak, untuk sementara mencari alternatif mengelola sampah masing-masing, tak terkecuali usaha Hotel dan Restoran.
"Ada yang mencoba dikelola sendiri. Ada juga yang mengambil, terutama sampah basah itu diambil seseorang, katanya ada yang untuk pakan hewan atau apa," kata Ketua PHRI Sleman , Joko Paromo, Sabtu (29/7/2023).
Bagi Joko, persoalan sampah ini bukan seharusnya menjadi kendala tetapi tantangan.
Bagiamana semua pihak harus berupaya mencari solusi bersama.
Baca juga: Warga Yogyakarta Kerja Bakti Bikin Biopori, Kelola Sampah dari Daerah Sendiri
Sebab jika bicara sampah semua memiliki problem yang sama.
Karenanya, untuk sementara ini sampah masih dikelola masing-masing sembari menunggu kesiapan dibukanya TPST Tamanmartani di Kalasan yang rencananya akan menjadi tempat pengolahan sampah dari Kabupaten Sleman .
Saat ini TPST Tamanmartani memang belum final.
Apakah akan dijadikan tempat penampungan sampah sementara atau tidak, karena masih dalam proses pembangunan.
Pihak Kalurahan Tamanmartani kini sedang menyiapkan lahan TKD satu hektar sebagai opsi jika TPST Tamanmartani tak bisa digunakan untuk penampungan sementara.
"Tapi ini belum fiks juga. Sedang digodok. Itu informasi yang saya terima. Tapi semoga ini menjadi wacana yang bagus," kata Joko.
Menurut dia, di tengah polemik persoalan sampah , PHRI akan berupaya ikut andil dengan berencana membuat semacam pelatihan edukasi pengelolaan sampah .
Pengelolaan sampah yang baik kedepan seperti apa.
Jangan hanya ditumpuk saja tetapi harus dikelola dengan dibuat menjadi pupuk ataupun lainnya.
"Karena mau gak mau persoalan sampah ini membutuhkan perhatian khusus," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman , Epiphana Kristiyani mengucapkan terimakasih kepada masyarakat di Kabupaten Sleman .
Karena, dengan adanya berita penutupan TPA Piyungan , bukan reaksi negatif yang diberikan masyarakat.
Baca juga: TPA Piyungan Dibuka Terbatas untuk Tampung Sampah dari Kota Yogyakarta, Dievaluasi 3 Hari Sekali
Tetapi masyarakat justru mulai menyadari bahwa mereka memiliki masalah bersama.
Menurut Epi, Bupati Sleman telah mengeluarkan edaran untuk mengurangi dan memilah sampah .
Fakta di lapangan, sejumlah ibu-ibu di perkampungan disebut mulai membeli peralatan untuk membuat kompos.
Menurut dia hal tersebut menandakan bahwa warga menyadari bahwa sampah yang dihasilkan tersebut untuk sementara tidak akan diambil oleh para pengambil sampah .
"Saya terima kasih sekali. Jadi ini momen, walaupun sebetulnya hari yang jelek karena TPA Piyungan (ditutup), tapi ini momen yang baik bagi perubahan perilaku masyarakat Sleman ," kata Epi.
"Jadi pada saat mereka terkena masalah Ini bukan mereka lari atau apapun, tapi ya mereka menyadari dan Ayo sama-sama kita mengatasi masalah ini. Yang dulu mungkin dikhawatirkan bahwa sekarang semakin ke sini kan individualisme itu semakin mengemuka, takutnya kan nanti sifat gotong royong masyarakat itu hilang. Tapi kita sudah membuktikan pada saat kita kena masalah kita bekerja bersama-sama untuk mengatasi. Mudah-mudahan ini momen baik untuk berubah, tetapi saya juga yakin nanti ke depan pasti bisa," imbuh dia.( Tribunjogja.com )
Sekda DIY Minta Kabupaten/Kota Kurangi Produksi Sampah untuk Perpanjang Usia TPA Piyungan |
![]() |
---|
Belasan Ton Sampah Setiap Hari Menumpuk di Jalanan Kota Yogyakarta Selama Pembatasan TPA Piyungan |
![]() |
---|
Pemda DIY Lakukan Evaluasi Penanganan Sampah Jelang Kembali Dibuka TPA Piyungan |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Persilakan Kabupaten/Kota Sanksi Warga yang Bakar dan Buang Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
FMSS Datangi DPRD DIY Pertanyakan Arah Kebijakan Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.