Penutupan TPA Piyungan

DLH Sleman Pastikan TPS Sementara Dibangun Ramah Lingkungan, Sampah Organik dan Anorganik Dipisah

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman memastikan, lokasi yang akan dipilih jauh dari permukiman warga dan TPS Sementara, akan dibangun

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman dikejar waktu agar segera mendapatkan lahan pengganti, untuk dijadikan tempat Penampungan Sampah (TPS) Sementara.

Opsi kuatnya, setelah di Karanggeneng ditolak warga, calon lahan pengganti tetap di wilayah Cangkringan dengan mencari tempat lain.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman memastikan, lokasi yang akan dipilih jauh dari permukiman warga dan TPS

Sementara, akan dibangun dengan konsep ramah lingkungan. 

Baca juga: Sampah Masih Aman, Kepala DLH Sleman Puji Warga yang Kelola Sampah Sendiri

Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani menargetkan, TPS sementara untuk menampung sampah selama TPA Piyungan ditutup ini akan mulai beroperasi di hari Selasa atau Rabu pekan depan.

Untuk calon lokasi pembuatan TPS sementara ini, belum diungkap ke publik namun lokasinya disebut sudah hampir final bahkan dalam beberapa hari ke depan akan mulai dilakukan pengerjaan kontruksi penataan lahan. 

"Kami kebetulan kan sudah pesan untuk geomembran, ini tersedia walaupun sekarang posisinya belum disini masih di Jakarta, kemudian setelah itu kami pasang geomembran," kata Epiphana, Kamis (27/72/2023). 

Setelah TPS sementara beroperasi, kata dia, setiap sampah yang datang akan disemprot dengan eco lindi yang berguna untuk mengurangi bau.

Setelahnya sampah akan ditaburi dengan mikro organisme lokal (MOL). Mol ini berfungsi untuk mempercepat proses perubahan dari sampah yang organik menjadi kompos.

Di atasnya, tumpukan sampah juga akan ditutup kembali dengan lapisan geomembran. 

Tujuannya selain untuk melokalisir bau juga agar tidak ada lalat. Selain juga agar perubahan fermentasi perubahan material sampah organik menjadi kompos lebih cepat terjadi. Kompos tersebut merupakan pengolahan yang akan dilakukan di TPS Sementara.

Nantinya, di lokasi tersebut, DLH akan memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan menjadi kompos yang akan diayak dan bisa dimanfaatkan masyarakat untuk pertanian. Kondisinya bisa digunakan untuk media tanam. 

"Nah tinggal yang anorganik nanti akan kita apa namanya, kalau ada pemulung yang mau mengambil silakan. Artinya kita pun sekarang sudah menghubungi beberapa pemulung besar agar membantu kita untuk mengatasi sampah yang anorganik atau kalau tidak bisa, ya nanti itulah yang akan kita bawa ke Piyungan. Jadi sebelum dibawa, kita olah dulu jadi tidak semata-mata langsung kita bawa ke sana (Piyungan)," kata dia. 

Pilah

Epiphana mengatakan, disamping membuat TPS Sementara, pihaknya juga membuat tim tersendiri untuk menyusun semacam Standar Operasional Prosedur (SOP).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved