Penutupan TPA Piyungan

5 Cara Mengolah Sampah ala UGM, Siapa Tahu Bisa Diterapkan di Yogyakarta

Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki lima cara untuk mengolah sampah yang ramah llingkungan yang mungkin bisa diterapkan di Yogyakarta. 


Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
istimewa
Mesin pencacah plastik kresek diciptakan oleh peneliti Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik (FT) UGM, Muslim Mahardika, Ph.D pada tahun 2019. 

TRIBUNJOGJA.COM - Permasalahan sampah masih menjadi pembicaraan hangat di Yogyakarta.

Selama Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan ditutup, praktis, sampah dari Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul hanya mengendap di rumah tangga ataupun depo.

Permasalahan sampah ini disebut menjadi hal penting yang harus diprioritaskan.

Setiap hari, manusia juga menjadi produsen sampah dan habitnya harus segera diubah demi meminimalisasi sampah-sampah di daerah.

Universitas Gadjah Mada ( UGM ) memiliki lima cara untuk mengolah sampah yang ramah llingkungan yang mungkin bisa diterapkan di Yogyakarta. 
Berikut caranya:

Sampah plastik, tumpukan sampah plastik, tempat pembuangan sampah
Sampah plastik, tumpukan sampah plastik, tempat pembuangan sampah (PEXELS/Tom Fisk)

1. Pengolahan sampah organik jadi kompos

Koordinator bidang Kehumasan UGM, Dina W Kariodimedjo Ph.D mengatakan, UGM telah mengembangkan strategi pengolahan sampah secara mandiri dan berwawasan lingkungan.

“Hal menjadi komitmen UGM dalam menyukseskan program pemerintah dalam mewujudkan terbentuknya kota berkelanjutan seperti dalam rencana aksi SDGs poin ke-11 dengan salah satu indikator kota berkelanjutan adalah pengelolaan sampah solid yang baik,” kata Dina kepada wartawan, Selasa (25/7/2023).

Ia menjelaskan, salah satu langkah yang dilakukan UGM dalam pengelolaan sampah secara mandiri adalah pengembangan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi kompos sejak 2011 silam di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, di Desa Kalitirto, Kapanewon Berbah, Sleman.

2. Pendirian Rumah Inovasi Daur Ulang

PIAT UGM pun masih beroperasi hingga 2023 ini sebagai wujud darma bakti UGM kepada masyarakat.

Kemudian, pada tahun 2016, UGM mendirikan Rumah Inovasi Daur Ulang (RinDU) yang menjadi laboratorium daur ulang sampah dan limbah.

“Konsep pengolahan sampah berbasis 3R atau Reduce, Reuse, Recycle,” beber Dina.

Adapun pengelolaan sampah dilakukan dengan beberapa metode.

Metode tersebut diantaranya adalah komposting untuk pengolahan sampah organik menjadi pupuk, metode pirolisis untuk pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar, dan mengguankan incinerator untuk pengolahan sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Baca juga: Ombudsman RI Pusat Sebut Pemda DIY Tak Boleh Tutup TPA Piyungan Selama 40 Hari

3. Penciptaan sistem pengelolaan limbah masker dan sarung tangan plastik

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved