Penutupan TPA Piyungan

Soal TPST Piyungan Ditutup, Pemkab Sleman Siapkan Lokasi Penampungan Sampah Sementara 

Lokasi tersebut berbentuk cekungan dan pemerintah akan menyewa lahan pribadi bekas penambangan.

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Harda Kiswaya 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ketergantungan masyarakat di Kabupaten Sleman membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul masih sangat tinggi.

Per hari bisa mencapai 300 ton.

Karenanya, dengan rencana penutupan TPST Piyungan per- 23 Juli esok, memaksa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melakukan antisipasi membludaknya timbulan sampah .

Satu di antaranya, dengan menyiapkan lokasi penampungan sampah sementara. 

"Pertama kita siapkan lokasi penampungan sampah sementara. Insya Allah kita sudah dapat, di atas sana, di Cangkringan. Mudah-mudahan nanti sukses. Kita siapkan lokasi itu untuk penampungan selama satu setengah atau dua bulan selama TPST ditutup," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman Harda Kiswaya, Sabtu (22/7/2023). 

Baca juga: Sejarah TPA Piyungan atau TPST Piyungan: 27 Tahun Tampung Sampah, Digunakan Sejak 1996

Menurut dia, tempat penampungan yang disiapkan di Cangkringan bersifat sementara.

Lokasi tersebut berbentuk cekungan dan pemerintah akan menyewa lahan pribadi bekas penambangan.

Mengenai kapasitas dari tempat tampungan sementara itu, Harda mengaku belum mengetahui secara pasti, karena pekan depan baru akan ditindaklanjuti. 

Di samping itu, pihaknya juga akan menyiapkan surat edaran kepada masyarakat maupun pelaku usaha yang bergerak di bidang pengangkutan sampah,-- ada sekitar 100 pengusaha,-- yang ada di Kabupaten Sleman .

Mereka akan diberi sosialisasi berkaitan dengan penutupan TPST Piyungan yang rencananya dimulai tanggal 23 Juli hingga 5 September mendatang.

Sampah yang tidak bisa dibuang ke Piyungan sementara akan dialihkan ke lokasi sementara yang sedang dipersiapkan. 

"Tempat penampungan sementara yang ada di 11 titik di Sleman juga tetap jalan. Nanti diangkut. Mudah-mudahan yang sedang disiapkan (di Cangkringan) bisa berjalan," tuturnya. 

Pemerintah Kabupaten Sleman memilih mencari lokasi penampungan sampah sementara di Cangkringan, imbas dari penutupan TPST Piyungan .

Sebab tempat pembuangan sampah terpadu yang sedang disiapkan di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan belum selesai dibangun.

Menurut Harda, pihaknya akan segera menghitung berapa kapasitas daya tampung di Cangkringan.

Jika kapasitasnya memungkinkan juga akan digunakan untuk menampung sampah yang berasal dari Kota Yogyakarta. 

"PJ Walikota, Pak Singgih minta dari kota nunut. Kami lagi hitung berapa kapasitasnya. Apakah memungkinkan atau tidak. Jika tidak memungkinkan, kami juga akan coba kerjasama dengan Kalurahan, yang memiliki tempat untuk dijadikan tempat pembuangan sementara. Tentu dengan memperhatikan AMDAL, lingkungan hidupnya sehingga bisa mengurangi dampaknya, mungkin (dampak) lalat maupun bau," kata Harda. 

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman , Epiphana Kristiyani mengatakan, volume sampah dari Kabupaten Sleman yang biasa dibuang ke TPST Piyungan sekitar 300 ton per hari.

Karena itu, dengan adanya rencana penutupan TPST Piyungan , pihaknya akan melakukan sejumlah antisipasi, di antaranya dengan mengeluarkan Surat Edaran Bupati (SE) yang memberitahukan bahwa TPST Piyungan ditutup hingga 5 September mendatang. 

"Edaran ini ditujukan ke semua pihak. Mulai dari kantor OPD, Kapanewon, usaha, maupun lembaga. Kami minta untuk mengurangi sampah . Atau setidaknya jangan mengadakan kegiatan yang mengundang banyak sampah ," katanya. 

Baca juga: Fakta-fakta TPA Piyungan Ditutup sampai September 2023, Tak Sanggup Terima 707 Ton Sampah per Hari

Selain itu, pihaknya juga meminta masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik untuk mengurangi timbulan sampah .

Sampah anorganik dipilah dan bisa dibawa ke TPS3R.

Sedangkan sampah organik, bagi warga yang memiliki lahan luas, diminta dibuang ke Jugangan untuk dijadikan kompos ataupun buat pakan maggot. 

Sementara bagi pengusaha kuliner mulai besok diminta untuk mengelola sampah mandiri karena sampah tidak akan dibuang ke TPST Piyungan .

Ephi juga meminta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman untuk mengondisikan sampah yang dihasilkan dari pasar tradisional.

Begitu juga dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain untuk mulai mengelola sampah karena sampah dari perkantoran selama ini dinilai cukup banyak. 

"Kami juga akan rembugi kalau setiap rapat dan sebagainya tidak ada suguhan (kemasan) yang bisa menghasilkan sampah, bisa diwujudkan uang atau apa yang tidak menghasilkan banyak sampah. Itu yang akan kami lakukan," kata Ephi. 

Pihaknya juga akan berusaha mencari lahan untuk menitipkan sampah.

"Kita akan ambil sampah itu kemudian dibuang ke Piyungan jika sudah buka," imbuh dia.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved