Kasus Antraks di Gunungkidul

Kasus Antraks Timbulkan Fatalitas di Yogyakarta, Ini Saran dari Pakar UGM

Sejumlah pakar Universitas Gadjah Mada ( UGM ) memberikan saran agar antraks tak menjadi wabah yang meluas di DI Yogyakarta

|
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
weeklytimesnow.com.au
ilustrasi Anthrax 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kasus antraks muncul di Gunungkidul dan menyebabkan satu orang meninggal lantaran mengonsumsi daging sapi yang sakit.

Maka, Pemerintah Daerah (Pemda) DI Yogyakarta bersiap untuk mencegah penyakit tersebut, mengingat antraks merupakan penyakit yang sulit dimusnahkan.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah pakar Universitas Gadjah Mada ( UGM ) memberikan saran agar antraks tak menjadi wabah yang meluas di DI Yogyakarta .

Baca juga: Cegah Antraks, Pemkab Sleman Perketat Pasar Hewan 

Berikut beberapa sarannya:

1. Lahan terpapar antraks dikosongkan

Dosen Fakultas Peternakan UGM , Nanung Danar Dono, S.Pt., M.Sc., Ph.D menyarankan agar lahan tempat penyembelihan dan penguburan hewan ternak yang terpapar antraks di Gunungkidul dikosongkan.

Lahan tersebut sudah sepatutnya tidak digunakan untuk aktivitas apapun lagi.

Dia menilai, di lahan itu, kemungkinan besar sudah terpapar spora yang bisa menularkan penyakit antraks.

Pemerintah, menurut dia, perlu membeli lahan tersebut agar warga tak perlu menempati atau beraktivitas di lahan dengan spora antraks .

“Itu bisa dilacak matinya dimana, disembelih dimana. Pemerintah perlu mengambil alih. Tanah di situ dibeli dengan ganti untung agar tidak lagi dipakai untuk selamanya,” ungkap Dosen Fakultas Peternakan UGM , Nanung Danar Dono, S.Pt., M.Sc., Ph.D. dalam jumpa pers di UGM , Jumat (7/7/2023).

Nanung merinci, saat hewan terpapar antraks , di dalam darahnya akan ada bakteri Bacillus anthracis.

Ketika hewan itu disembelih, maka bakteri akan ikut keluar.

Jika berinteraksi dengan udara, bakteri bisa membentuk spora yang menularkan antraks .

Dia mengatakan, spora bisa menempel di tanah dan bertahan hingga puluhan tahun.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved