Berita Jogja Hari Ini
Romo Franz Magnis Suseno Hadir dalam Diskusi Menangkal Politik Identitas Jelang Pemilu 2024
Romo Franz menegaskan, dalam pesta demokrasi Pemilu 2024 masyarakat sebetulnya tidak mempersoalkan siapa kelak yang terpilih dalam Pemilu 2024.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upaya menangkal politik identitas menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 terus dilakukan oleh sejumlah kalangan.
Pasalnya politik identitas disinyalir masih akan menjadi ancaman pada pemilu 2024 mendatang.
Hal ini di sampaikan oleh Prof DR Franz Magnis Suseno yang merupakan guru besar SFT Driyarkara dalam kegiatan seminar nasional yang digelar Garda Institute di kompleks Kanisius, Kamis (22/6/2023).
Baca juga: Digelar 10 Tahun Sekali, BPS DIY Selenggarakan Sensus Pertanian Tahun 2023
Romo Franz mengatakan pada perumusan butir-butir pancasila, para tokoh bangsa berpandangan bijak.
Mereka tidak berpikir tentang identitas melainkan untuk kepentingan bersama.
Menurut Romo Franz, andaikan butir-butir pancasila tidak berdasarkan kemaslahatan bersama, bisa jadi Indonesia akan terpecah belah seperti Uni Soviet.
Sebab ketika krisis moneter pada 1997 sampai 1999 sebagian orang khawatir Indonesia akan hancur sebagaimana Uni Soviet.
"Pada saat itu orang khawatir Indonesia akan pecah seperti Uni Soviet. Tetapi Indonesia tidak pecah melainkan berhasil. Indonesia akhirnya tetap berdiri karena ada Pancasila," kata Romo Franz, Kamis (22/6/2023).
Romo Franz menegaskan, dalam pesta demokrasi Pemilu 2024 masyarakat sebetulnya tidak mempersoalkan siapa kelak yang terpilih dalam Pemilu 2024.
"Tetapi para politisi memainkan emosi politik identitas radikalisme agama. Ini yang harus dihalau bersama-sama," ujarnya.
Selain DR Franz Magnis turut hadir pembicara lainnya yakni Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta DR G Sri Nurhartanto.
Sri Nurhartanto menjelaskan, tahun 2024 menjadi pertaruhan besar apa yang dirintis oleh para pendahulu bangsa.
"Presiden terpilih nanti apakah ada kesinambungan dengan pembangunan bangsa yang sudah dilakukan selama ini," jelasnya.
Ia menegaskan politik identitas jangan dibawa ke ranah publik sebab dampak negatifnya sangat besar.
"Spirit founding father kita jangan dilupakan," ungkapnya.
Sebagai informasi kegitan ini ditujukan sebagai forum diskusi umum untuk meminimalisir politik indentitas.
Di mana efek dan akibat dari politik identitas dapat mempengaruhi kesatuan dan persatuan Indonesia
Pemilu yang akan datang diharapkan menjadi kontestasi yang penuh dengan adu gagasan. (hda)
| Cara Lapor Jika Terjadi Kekerasan Anak dan Perempuan di Yogyakarta, Gratis Bebas Pulsa |
|
|---|
| Kronologi Kasus Dugaan Monopoli BBM oleh Oknum Polairud di Pantai Sadeng Gunungkidul |
|
|---|
| Mengenal Class Action, Cara Menuntut Pemerintah karena Kasus Keracunan MBG |
|
|---|
| Komentar Sri Sultan HB X soal Keracunan MBG di Jogja dan Sanksi untuk SPPG Menurut Undang-Undang |
|
|---|
| Kronologi Wisatawan asal Jakarta Hilang di Pantai Siung, Jenazah Ditemukan di Pantai Krakal |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.