Berita Gunungkidul

Harga Bawang Merah di Gunungkidul Merangkak Naik, Ini Pemicunya

Harga bawang merah di wilayah Gunungkidul mulai merangkak naik dalam beberapa hari terakhir. Saat ini dijual Rp 35 ribu per kilogram

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
bBawang merah di Pasar Argosari Wonosari, Gunungkidul belum lama ini. Harga bawang merah mengalami kenaikan akibat kurangnya pasokan. Saat ini bawang merah dijual seharga Rp 35 ribu per kilogram 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul mencatat adanya kenaikan harga bawang merah selama beberapa waktu terakhir. Turunnya pasokan menjadi salah satu penyebab.

Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Disdag Gunungkidul, Retno Utami mengatakan kenaikannya sekitar Rp 3 ribu per kilogram (kg).

"Bawang merah dari sebelumnya Rp 32 ribu per kg menjadi Rp 35 ribu per kg," kata Retno pada wartawan, Minggu (11/06/2023).

Harga bawang putih pun saat ini juga relatif tinggi. Adapun harganya kini di kisaran Rp 32 ribu per kg.

Menurut Retno, kenaikan harga bawang merah dipicu oleh kurangnya suplai dari produsen. Adapun pasokan bawang merah untuk Gunungkidul masih didominasi dari luar daerah.

"Sedangkan petani lokal Gunungkidul belum panen raya bawang merah," jelasnya.

Retno juga menyebut permintaan masyarakat yang tinggi memicu kenaikan harga. Apalagi saat ini sedang banyak hajatan seperti rasulan.

Baca juga: Harga Bawang Merah di DIY Mengalami Kenaikan, Saat Ini Dijual Rp 38.250 Per Kg

Meski begitu, ia menilai kenaikan harga tersebut belum signifikan. Sebab pihaknya juga melihat dari harga acuan di tingkat produsen dan di tingkat konsumen.

"Kenaikan harganya masih terbilang wajar," kata Retno.

Sementara itu, petani bawang merah Gunungkidul mengeluhkan adanya serangan hama. Hal itu diungkapkan oleh Wardi, petani di Kalurahan Karangrejek, Wonosari.

Hama tersebut adalah ulat yang menyerang bagian daun tanaman bawang merah. Menurut Wardi, kondisi ini juga dialami para petani lain di wilayahnya.

"Kalau tidak segera ditangani, bisa terjadi gagal panen," tuturnya.

Wardi berupaya menangkal hama ulat tersebut dengan obat semprot khusus. Ia juga memanfaatkan pupuk organik cair dan tabur dari pemerintah untuk merangsang pertumbuhan tanaman bawang merah.(alx)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved