Berita Purworejo

Cerita Warga Terdampak Proyek Bendungan Bener, Ada yang Dapat UGR Rp200 Ribuan Hingga Rp300 Juta

Mereka mendapatkan UGR senilai total Rp13,8 miliar dari 19.504 meter persegi lahan yang akan dijadikan tambang terbuka (kuari) batu andesit

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Dewi Rukmini
Sarmugi (60), warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang mendapatkan UGR senilai Rp18 juta dari lahan seluas 24 meter persegi, Senin (5/6/2023). 

Ia mengaku sebelumnya sudah mendapatkan UGR senilai Rp5 miliar dari 4 bidang tanah.

Sehingga, ia mengaku belum tahu akan menggunakan uang tersebut untuk apa.
 
"Cuma dapat sedikit belum tahu buat apa. Yang terkena 24 meter, itu pun tanah sisa. Karena dulu 4 bidang tanah saya sudah dibayarkan Rp5 miliar. Sudah saya bagi ke anak dan dibelikan lahan kebun sawit seluas 4 hektare di Kalimantan Tengah," ucap Sarmugi. 

Ia mengaku lahan sawit itu saat ini dikelola oleh sebuah perusahaan (PT) dan sertifikat tanah tersebut juga telah diterima.

Bahkan, saat ini Sarmugi mengaku sudah menerima hasil dari perkebunan sawit itu.

"Kemarin sudah panen. Dan saya setiap bulan dapat untung Rp5 juta. Dulu saya beli per hektar harganya Rp400 juta, kebetulan di sana ada kenalan," ucapnya. 

Kemudian, warga Desa Wadas lainnya yang mendapatkan UGR adalah Nurkholis.

Pria berusia 35 tahun itu mendapatkan UGR senilai Rp300 juta dari tanah seluas 400-an meter yang terdampak proyek Bendungan Bener.

Ia mengungkapkan, tanah yang diganti pemerintah itu adalah tanah warisan ornag tua berupa tegalan di dalam hutan. Tanah tersebut ditumbuhi beragam jenis pohon salah satunya durian. 

"Rencana saya uangnya akan ditabung untuk masa depan anak. Saat ini saya punya dua orang anak berusia 2 tahun dan 9 tahun," katanya singkat. 

Sementara itu, Kepala BPN Purworejo, Andri Kristanto, menjelaskan bahwa pengadaan tanah dan peleasan hak atas tanah telah sampai tahap puncak.

Ia pun mengingatkan warga penerima UGR agar memanfaatkan uang dengan sebaik mungkin. 

Serta menyarankan, UGR tersebut tidak digunakan untuk kegiatan komsumtif. Selain karena cepat habis, tindakan itu juga tidak memiliki manfaat di masa depan. 

"Kalau ada yang punya angan-angan untuk cari tanah atau bisnis perkebunan sawit, monggo (silahkan). Tapi harus dipastikan dulu kejelasan bisnis itu. Intinya tolong kelola dana sebaik mungkin. Jangan untuk kegiatan komsumtif," pesannya. 

Lebih lanjut, Andri menjelaskan bahwa proses pengadaan dan pelepasan tanah untuk proyek Bendungan Bener hampir selesai. Ia menyebutkan dari target pembebasan 4.393 bidang, kini telah tercapai 4.269 bidang atau 97,17 persen. 

"Kalau berdasarkan luasan dari target 408 hektar, sudah terbayarkan dan dibebaskan 385 hektar. Sekarang kami tinggal menunggu sisanya, semoga semua selesai sesuai rencana," ujarnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved