Sumbu Filosofi Yogyakarta

Mengenal 12 Pangkat Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan Proses Kenaikan Pangkatnya

Inilah 12 pangkat Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan proses kenaikan pangkatnya. Ada pangkat yang secara khusus diberikan oleh Sultan.

|
DOK. Kraton Jogja
Mengenal 12 Pangkat Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan Proses Kenaikan Pangkatnya. FOTO: Abdi Dalem di Gedhong Patehan, Keraton Yogyakarta. 

Di atas Bupati Kliwon memang masih ada Bupati Nayaka dan Pangeran Sentana.

Namun, pangkat Bupati Nayaka dan Pangeran Sentana diperoleh Abdi Dalem melalui proses kenaikan pangkat khusus.

Seorang Abdi Dalem dapat diangkat menjadi Bupati Nayaka atau Pangeran Sentana atas dasar keputusan dari Raja Yogyakarta atau Sultan.

Tentunya, kenaikan pangkat ini memiliki dasar pertimbangan. 

Salah satu pertimbangan mengangkat seorang Abdi Dalem menjadi Bupati Nayaka atau Pangeran Sentana adalah jasa-jasa dan prestasinya sebagai Abdi Dalem

Syarat kenaikan pangkat Abdi Dalem Keraton Yogyakarta

Abdi Dalem di Gedhong Patehan, Keraton Yogyakarta.
Abdi Dalem di Gedhong Patehan, Keraton Yogyakarta. (DOK. Kraton Jogja)

Terdapat beberapa aspek penilaian yang dapat mempengaruhi jenjang kenaikan pangkat seorang Abdi Dalem

Kenaikan pangkat Abdi Dalem reguler dimulai dari pangkat Jajar ke Bekel Anom, kemudian Bekel Sepuh, lanjut Lurah, lalu Panewu, kemudian Wedono, lalu Riya Bupati, lanjut Bupati Anom, lalu Bupati Sepuh, sampai tertinggi Bupati Kliwon.

Jika ingin naik pangkat, tentu Abdi Dalem harus memenuhi beberapa kriteria penilaian.

Berikut adalah kriteria penilaian Abdi Dalem Keraton Yogyakarta jika ingin naik pangkat : 

Itulah penjelasan tentang jenjang pangkat Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.

Baca juga: Sejarah dan Tata Cara Penyajian Teh bagi Raja Keraton Yogyakarta: Ladosan Pangunjukan Dalem

Baca juga: Inilah 6 Dapur atau Pawon Keraton Yogyakarta, Tempat Membuat Makanan dan Minuman Sultan

Keraton dan Sumbu Filosofi Yogyakarta

Peta Sumbu Filosofi Keraton Yogyakarta
Peta Sumbu Filosofi Keraton Yogyakarta (visitingjogja)

Pembangunan Yogyakarta dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I dengan landasan filosofi yang sangat tinggi.

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi DIY, visitingjogja.jogjaprov.go.id, Sri Sultan Hamengku Buwana I menata Kota Yogyakarta membentang arah utara-selatan.

Dalam rancangan pembangunan itu, Keraton Yogyakarta dibangun di bagian tengah, sebagai titik pusatnya.

Sri Sultan HB I juga mendirikan Tugu Golong-gilig (Pal Putih) alias Tugu Jogja di bagian utara Keraton Yogyakarta.
Beliau juga membangun Panggung Krapyak di sisi selatan Kraton Jogja.

Dari ketiga titik tersebut, yakni Keraton Yogyakarta, Tugu Jogja, dan Panggung Krapyak, apabila ditarik suatu garis lurus, maka akan membentuk sumbu imajiner.

Nah, sumbu imajiner yang berupa garis lurus ini dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Tidak berhenti pada tiga titik itu saja. Jika ditarik lebih panjang lagu, Sumbu Filosofi Yogyakarta juga menghubungkan Keraton Yogyakarta dengan Gunung Merapi dan Pantai Selatan.

Silakan klik di sini untuk membaca penjelasan lengkap tentang Sumbu Filosofi Yogyakarta. (Tribunjogja.com/ANR)***

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved