Erupsi Gunung Merapi

Enam Jam Terakhir, Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Pijar 19 Kali, Jarak Luncur Maksimal 1,8 Km

Aktifitas Gunung Merapi masih cukup tinggi. Selama enam jam terakhir terjadi 19 kali Guguran lava pijar

|
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
Twitter @bpptkg
Awanpanas Guguran meluncur dari puncak Gunung Merapi pada Rabu (15/3/2023) pukul 05.42 WIB. Awanpanas Guguran meluncur ke arah barat daya sejauh 1000 meter 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi meluncurka lava pijar sebanyak 19 kali selama enam jam terakhir terhitung mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB.

Luncuran lava pijar mengarah ke Barat Daya atau Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1,8 km.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, secara meteorologi, cuaca cerah.

Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 14-19 °C, kelembaban udara 68-69 persen, dan tekanan udara 837.3-917.5 mmHg.

“Secara visual, gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100-150 meter di atas puncak kawah,” katanya, Senin (17/4/2023).

Gempa guguran terjadi sebanyak 35 kali dengan amplitudo 4-53 mm berdurasi 36,2-117,3 detik.

Hybrid/fase banyak terjadi sebanyak sekali dengan amplitudo 9 mm, S-P 0,5 detik berdurasi 10 detik

“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” jelasnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Laka Karambol di Artos Mal Magelang Libatkan 6 Kendaraan, Tidak Ada Korban Jiwa

Potensi bahaya saat ini, kata dia, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.

Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.

“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (ard)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved