Erupsi Gunung Merapi

CERITA Warga Dusun Trono Magelang Tetap Bisa Panen Cabai dan Sayuran di Tengah Erupsi Gunung Merapi

Dusun tersebut berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi dan termasuk paling tebal diselimuti abu vulkanik

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
Warga Dusun Trono, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, menyetorkan hasil panen cabai dan sayur ke pengepul di dusun setempat, Minggu (12/3/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Di tengah aktivitas erupsi Gunung Merapi, warga Dusun Trono, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tetap melakukan aktivitas seperti biasa.

Mereka tetap berangkat ke ladang untuk memanen cabai dan sayuran. 

Dusun Trono sendiri merupakan perkampungan paling atas yang berada di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Dusun tersebut berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi dan termasuk paling tebal diselimuti abu.

Abu yang masih bertebaran di sekitar lokasi, seolah tak mampu menghentikan warga melakukan kewajibannya sebagai petani.

Padahal sejauh mata memandang di jalan, halaman, ladang, dan atap-atap rumah warga tampak memutih terselimuti abu dari Gunung Merapi

Seperti halnya Suyono (41), seorang petani di dusun setempat yang tetap berangkat ke ladang untuk memanen cabai rawit.

Ia mengatakan, rata-rata tanaman cabai milik warga sudah siap panen sehingga harus tetap dipanen meski dalam kondisi seperti sekarang. 

"Kegiatan masyarakat normal-normal saja, Ya tetap panen karena sudah saatnya. Tidak terlalu berpengaruh, warga sudah kebal, kalau gunung meletus pasti ada abunya. Saya sih tidak takut karena sudah biasa, jadi panen tetap jalan terus," kata Suyono kepada Tribunjogja.com, Minggu (12/03/2023). 

Ia mengaku, mendapatkan hasil panen cabai rawit sekitar 10 kilogram (kg). Setelah panen, ia pun menyetor hasilnya ke seorang pengepul di dusun setempat.
 
Yuyun (32), pengepul cabai dan sayuran di Dusun Trono mengungkapkan setidaknya ada lebih dari 20 orang petani yang tetap berladang.

Menurutnya, sekitar pukul 10.30 WIB, sebagian dari petani sudah pulang dan menyetorkan hasil panen ke tempatnya untuk didistribusikan ke pasar-pasar.

"Banyak yang panen di sini sekitar 20-an orang lebih. Yang sudah disetor sekitar 50-an kg, kalau biasanya rata-rata perhari bisa 5-6 kuintal," ucapnya. 

Ia mengungkapkan, hujan abu yang mengguyur Desa Krinjing pada Sabtu (11/3/2023) membuat cabai dan sayur di wilayah itu terselimuti abu.

Menurutnya, hal itu bisa berdampak menurunkan harga jual cabai dan sayur (dari pengepul ke pedagang pasar).

"Mungkin harganya akan berpengaruh, soalnya di bawah itu satu asar cabainya bersih semua. Cuma dari daerah sini aja yang kotor. Kami belum tahu harganya bakal tutun atau tidak, tapi biasanya ada selisih Rp2.000-3.000 ketimbang cabai yang bersih. Kalau kemarin, harga jual cabai (ke pasar) per kilo Rp57 ribu-Rp58 ribu," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved