Berita Kulon Progo Hari Ini

Calender of Cultural Events 2023: Uri-uri Budaya Sekaligus Dongkrak Destinasi Wisata di Kulon Progo

Sekitar ratusan event kebudayaan bakal digelar oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo di sepanjang 2023. Berbagai event diselenggarakan

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kulonprogo 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sekitar ratusan event kebudayaan bakal digelar oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo di sepanjang 2023.

Berbagai event diselenggarakan sebagai upaya melestarikan kebudayaan di daerah ini.

"Ada 127 agenda (kebudayaan), belum termasuk agenda yang tidak menghendaki partisipasi masyarakat secara luas seperti workshop, sarasehan, bimtek dan penyusunan buku sejarah. Sehingga tidak dimasukkan di calender of culture," kata Niken Probo Laras, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Kamis (9/3/2023).

Baca juga: Pemda DIY Ikuti Verifikasi PPKM Award yang Digelar Kemendagri RI

Niken menyebut, dari ratusan event itu, ada event unggulan yang dapat mendukung momen tertentu maupun keberadaan destinasi wisata.

Sebagai contoh, upacara adat Tribuana Manggala Bakti bagi agama Budha. Upacara pengambilan tirta (red: air) waisak digelar di Ekowisata Sungai Mudal di Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo. 

Selanjutnya, Sendratari Suroloyo Wrehaspati yang menjadi ikon objek wisata Puncak Suroloyo di Kapanewon Samigaluh. Sendratari ini dipentaskan bersamaan dengan upacara adat jamasan pusaka saat 1 Muharram atau 1 Suro.

Kemudian Sendratari Nyi Agung Serang untuk mendukung keberadaan makam Nyi Agung Serang di Kalibawang.

Serta ikon Gerbang Samudera Raksa yang berada di perbatasan Kalibawang, Kulon Progo dengan Magelang.

Lalu tradisi adat Nyadran Agung. Tradisi berupa gunungan dari apem, sedekah bumi dan nasi dalam rangka mengirim doa kepada leluhur yang telah meninggal dunia.

Sekaligus menjalin silaturahmi di masyarakat.

"Kami juga menciptakan sesuatu yang baru yakni Sendratari Satya Satria Sanoen. Harapannya untuk mendidik generasi muda terkait Pahlawan Sanoen yang gugur akibat Belanda," ucap Niken.

Disbud Kulon Progo juga menciptakan Tari Sri Kayun sebagai tari penyambutan tamu resmi di Kulon Progo.

Tari ini sudah ditetapkan dalam surat keputusan (SK) Bupati Kulon Progo 2021. 

Disampaikan Niken, generasi muda di wilayahnya juga turut dilibatkan dalam berbagai event kebudayaan tersebut. Mulai dari pentas ketoprak, teater dan musik. Bahkan Tari Jathilan, Oglek, Incling dan Angguk penarinya dari kalangan anak muda. 

Melalui keterlibatan tersebut, generasi muda mendapatkan kesempatan belajar berbagai macam cabang seni. Sekaligus upaya ketahanan budaya di Kulon Progo.

Oleh karenanya, ia mengajak semua elemen masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan serta pemeliharaan terhadap semua objek demi kemajuan kebudayaan di daerah ini. (scp)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved