Perang Rusia Vs Ukraina
Vladimir Putin : Kemenangan Rusia Adalah Bersatunya Rakyat Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan syarat kemenangan Rusia adalah bersatunya rakyat Rusia. Ia mengecam hegemoni AS dan upaya menghancurkan Rusia
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan, syarat utama pencapaian dan kemenangan Rusia adalah kohesi dan bersatunya rakyat Rusia.
"Persatuan rakyat kita. Ini bukan kiasan, kita semua mengetahuinya dengan baik: ketika rakyat Rusia bersatu, bersatu, kita tidak ada bandingannya,” kata Putin.
“Ini syarat utama untuk semua pencapaian kita dan semua kita kemenangan," kata Putin dalam wawancara Pavel Zarubin untuk program "Moscow. Kremlin. Putin", yang ditayangkan di saluran TV Russia 1, Minggu (26/2/2023).
Pada bagian lain Vladimir Putin menyoroti banyak hal, termasuk sepak terjang AS yang ingin mendominasi negara-negara satelitnya.
"Mereka ingin melakukan hal itu, saya yakinkan Anda, semua orang memahami ini. Termasuk satelit mereka, mereka memahami ini, tetapi karena berbagai alasan,” kata Putin.
“Terutama terkait ketergantungan mereka yang besar pada ekonomi, bidang pertahanan. Mereka mungkin berpikir perang melawan Rusia adalah kepentingan sama dengan AS,” lanjut Putin.
Baca juga: Putin Tegaskan Rusia Siap Adu Kekuatan Nuklir
Baca juga: Putin Sudah Teken Dekrit Senjata Nuklir Berbasis Darat Siap Tempur
Baca juga: Vladimir Putin : Barat Memulai Perangnya di Depan Rusia
Dia mencatat negara satelit berjuang mengatasi persoalan ini, namun mereka sangat menyadari segala sesuatu yang dilakukan Amerika sejalan dengan kepentingan egois mereka.
"Seringkali mereka bahkan tidak sesuai dengan kepentingan yang disebut sekutu mereka. Nah, apa kepentingan sekutu ketika mereka mengadopsi undang-undang yang sesuai untuk memerangi inflasi dan sebagainya dan memikat bisnis Eropa ke wilayah mereka?” sindirnya.
Pemerintah AS mengeluarkan UU yang memberi iming-iming bagi industri segala bentuk keringanan pajak dan fasilitas lainnya, untuk menggenejot ekonomi mereka.
Langkah ini diprotes Prancis, karena khawatir akan ditinggal lari para pebisnis dan investor karena mengejar iming-iming di AS.
Putin memberi contoh soal kontrak jual beli kapal selam di negara AUKUS. Para pemimpin tiga negara kemitraan AUKUS (Australia, Inggris, AS) sepakat membuat armada kapal selam bertenaga nuklir di Australia untuk bersama-sama menghadapi China.
Kesepakatan ini membuat Australia membatalkan kontrak pembelian kapal selam yang semula sudah diteken dengan Prancis.
Pemerintah Australia, saat itu dipimpin Scott Morrison, meninggalkan perusahaan Prancis Naval Group yang tadinya akan membangun 12 kapal selam serang kelas Barracuda seharga 56 miliar euro.
Kontrak akhirnya beralih ke perusahaan Inggris dan AS di bawah kerangka kemitraan AUKUS yang baru.
Jean-Yves Le Drian, yang saat itu adalah Menteri Luar Negeri Prancis, menyebut keputusan Australia untuk melanggar perjanjian itu sebagai menikam dari belakang.
Putin : Penyabot Ukraina Serang Warga Sipil di Bryanks Rusia |
![]() |
---|
Petempur PMC Wagner Kibarkan Bendera di Jantung Kota Bakhmut |
![]() |
---|
Serangan Massal Drone ke Krimea Gagal, 10 Drone Ukraina Ditembak Jatuh Rusia |
![]() |
---|
Pasukan Ukraina Bakal Segera Mundur dari Artemovsk/Bakhmut |
![]() |
---|
Rusia Tembak Jatuh Drone Ukraina yang Serang Krasnodar dan Adygea |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.