Perang Rusia Vs Ukraina

Ukraina Bersiap Serbu Transnistria, Perang Bisa Melebar ke Moldova

Rusia memperingatkan pasukan Ukraina dimobilisasi di perbatasan dengan Transnistria dan bersiap menyerbu wilayah yang memisahkan diri dari Moldova.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
twitter
Militer Ukraina di Donbass 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW – Rusia memperingatkan, pasukan Kiev telah berkumpul di dekat perbatasan dengan wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova.

Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan, mobilisasi itu menujukkan Ukraina bersiap untuk menyerang tetangganya itu.

Pasukan Rusia ditempatkan di dalam wilayah Transnistria, sebagai penjaga perdamaian ketika konflik terjadi antara wilayah itu dengan Moldova.

Menurut Kemenhan Rusia, ada penumpukan personil dan peralatan militer Ukraina yang signifikan di dekat perbatasan Ukraina-Transnistrian.

Ada juga pengaturan posisi artileri dan peningkatan penerbangan drone yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.

"Angkatan Bersenjata Rusia akan menanggapi dengan tepat provokasi yang akan datang dari pihak Ukraina," kata Kemenhan Rusia.

Baca juga: Belarusia Akan Terjun ke Perang Ukraina Jika Hadapi Situasi Seperti Ini

Baca juga: Jenderal Mark Milley : Akhir Perang Rusia-Ukraina Ada di Meja Perundingan

Wilayah di tepi kiri Sungai Dniester itu memisahkan diri dari Moldova dan menyatakan dirinya sebagai republik merdeka pada awal 1990-an.

Penduduknya yang sebagian besar berbahasa Rusia tidak ingin tetap menjadi minoritas di negara itu, yang dengan sendirinya merdeka selama pecahnya Uni Soviet.

Sekitar 1.100 tentara Rusia ditempatkan di Transnistria sebagai penjaga perdamaian, memantau gencatan senjata 1992 antara Moldova dan pasukan lokal.

Diperkirakan separuh dari 500.000 penduduk Transnistria kini memiliki kewarganegaraan Rusia.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, Kemenhan Rusia mengatakan potensi serangan dari Ukraina akan dilakukan sebagai tanggapan atas dugaan serangan Rusia dari wilayah Transnistria.

Valeriu Mija, Menteri Pertahanan Moldova, menolak klaim Rusia sebagai elemen operasi psikologis. Dia menambahkan pihak berwenang memantau situasi di lapangan.

Berita itu muncul di tengah ketegangan antara Moskow dan Chisinau. Presiden Moldova Maia Sandu menuduh Rusia merencanakan kudeta di negaranya.

Pada Selasa, Perdana Menteri Dorin Recean mengatakan penjaga perdamaian Rusia harus meninggalkan Transnistria.

Moskow membantah tuduhan merencanakan kudeta di Moldova dan mengatakan tidak berusaha mencampuri urusan dalam negeri negara itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved