Perang Rusia Vs Ukraina

Rusia Peringatkan Operasi Palsu Ukraina Gunakan Zat Radioaktif

Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan elemen-elemen rahasia Ukraina menyiapkan operasi bendera palsu untuk mendiskreditkan Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
AP PHOTO/RODRIGO ABD
KLAIM KIEV - Dua tentara berjalan di sekeliling tank-tank Rusia yang hancur di Bucha, pinggiran Kyiv, Ukraina, Minggu (3/4/2022). Tentara Ukraina menemukan jasad-jasad manusia yang tewas secara brutal dan kerusakan massal di pinggiran Kyiv, lalu meminta penyelidikan kejahatan perang dan sanksi baru terhadap Rusia. 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW – Kementeriam Pertahanan Rusia memperingatkan Ukraina tengah menyiapkan operasi bendera palsu menggunakan zat berbahaya radioaktif.

Ukraina dan sekutunya telah menolak tuduhan tersebut, menyebutnya upaya sinis untuk menyebarkan disinformasi.

Kiev balik menuduh Moskow merencanakan insiden itu sendiri dalam upaya untuk menyalahkan Ukraina.

Pihak Rusia menyebutkan zat radioaktif telah diangkut ke Ukraina dari negara Eropa yang tidak disebutkan Namanya.

Terkait itu Kiev sedang mempersiapkan provokasi skala besar, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, Minggu (19/2/2023).

Baca juga: Jenderal Mark Milley : Akhir Perang Rusia-Ukraina Ada di Meja Perundingan

Baca juga: Analisis Pakar Militer Scott Ritter, Sponsor Ukraina Keteteran Stok Peluru Artileri

Baca juga: Hongaria Ingin Penyelesaian Perang Rusia-Ukraina Tanpa Syarat Apapun

"Tujuan provokasi adalah untuk menuduh tentara Rusia diduga melakukan serangan membabi buta pada fasilitas radioaktif berbahaya di Ukraina, yang menyebabkan kebocoran zat radioaktif dan kontaminasi di daerah tersebut," katanya.

Rusia telah berulang kali menuduh Kiev merencanakan operasi "bendera palsu" dengan senjata non-konvensional yang menggunakan bahan biologis atau radioaktif. Tidak ada serangan seperti itu yang terwujud.

Tuduhan Moskow muncul ketika pejabat Ukraina mendesak politisi AS menekan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk mengirim jet tempur F-16.

Menurut elite Ukraina, kehadiran pesawat itu akan meningkatkan kemampuan Ukraina untuk menyerang unit rudal Rusia.

Lobi dilakukan pada akhir pekan di sela-sela Konferensi Keamanan Munich dalam pembicaraan antara pejabat Ukraina, termasuk Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba, dan Demokrat dan Republik dari Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Dukungan dibangun di kedua sisi Atlantik untuk menyediakan Ukraina dengan jet tempur canggih berstandar NATO. Inggris mengatakan akan memberikan pelatihan pilotnya.

Namun, kedua belah pihak enggan menggunakan kekuatan udara mereka secara signifikan sejak perang dimulai.

Senator Republik Lindsey Graham mengatakan anggota parlemen AS secara luas mendukung pelatihan pilot Ukraina pada F-16.

Graham mengatakan dia yakin pemerintahan Biden akan segera setuju untuk melakukannya.

Dia tidak khawatir F-16 akan meningkatkan konflik. “Jangan khawatir memprovokasi Putin,” katanya pada penyiar ABC News.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved