Meski Belum Ada Kasus PMK, Pemkot Yogyakarta Tetap Gencarkan Vaksinasi Ketiga untuk Hewan Ternak

Pemkot Yogyakarta tetap berupaya menuntaskan vaksinasi booster pada hewan ternak untuk mencegah merebaknya PMK.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta
Proses vaksinasi PMK terhadap hewan ternak yang dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi dan kambing sejauh ini memang belum ditemukan di Kota Yogyakarta.

Meski demikian, Pemkot Yogyakarta tetap berupaya menuntaskan vaksinasi booster pada hewan ternak untuk mencegah merebaknya PMK.

Langkah tersebut sekaligus sebagai upaya rutin memantau kondisi ternak di wilayah Kota Yogyakarta.

Kabid Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti, mengatakan Kota Yogyakarta cenderung aman karena tidak ada temuan PMK sampai saat ini.

Vaksinasi PMK pertama, kedua dan ketiga sudah diinjeksikan ke ternak, di mana booster mulai dilaksanakan sejak Januari 2023 silam.

"Vaksinasi PMK dari pemerintah pusat itu dilakukan sampai ketiga. Tapi, diutamakan memperluas cakupan dulu. Kalau kondisi di Kota Yogya, jumlah sapi tidak terlalu banyak," terangnya, Minggu (19/2/2023).

Panggarti pun mengungkapkan, hingga kini, pihaknya sudah telah memberikan vaksinasi PMK kepada sekitar 242 hewan ternak, baik dosis pertama, kedua, serta ketiga.

Dari jumlah tersebut, pemberian dosis ketiga atau booster yang dimulai sejak awal tahun, masih terus berproses dan telah tersasar 60 ternak.

"Jumlah sasaran vaksin booster atau ketiga sama, ya, dengan vaksin satu dan dua. Ada sapi yang dijual, tapi ada juga yang masuk dan lahir," ungkapnya.

"Jadi, tentu masih ada beberapa ekor susulan, karena ada sapi baru yang masuk atau lahir, itu kami berikan vaksin pertama dulu, kemudian nanti berlanjut untuk dosis kedua dan ketiganya," cetus Panggarti.

Namun, imbuhnya, terdapat pula beberapa hewan ternak yang tak mendapat alokasi vaksin PMK, seperti kambing dan sapi yang siap dipotong setelah kondisi kesehatannya dipastikan baik.

Menurutnya, di Kota Yogya cukup marak ternak yang hanya dipelihara  beberapa saat saja sebelum pemotongannya.

Lebih lanjut, ia memaparkan, kondisi PMK di Indonesia sejatinya masih ada, namun relatif terkendali dan tidak sebanyak dulu jumlah kasusnya.

Khusus di wilayah Kota Yogya, katanya, berdasar hasil pemantauan hewan ternak sapi dan kambing yang dilakukan instansinya, hingga sejauh ini pun tidak ada temuan PMK. 

"Kebijakan dari kepala dinas, semua sapi dan kambing yang sakit kami obati secara gratis. Petugas kami yang datang (mengobati), biar semua ternaknya sehat dan tidak ada yang terkena PMK," urai Panggarti.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved