Perang Rusia Vs Ukraina
Ketua Parlemen Rusia Mencap Presiden AS Joe Biden Teroris di Kasus Nord Stream
Ketua Parlemen Rusia Vyacheslav Volodin mencap Presiden AS Joe Biden sebagai teroris karena ada di balik peledakan jaringan pipa gas Nord Stream.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Ketua parlemen Rusia Vyacheslav Volodin mencap Presiden AS Joe Biden sebagai teroris menyusul publikasi laporan jurnalis investigasi AS, Seymour Hersh.
Menurut laporan mendalam Hersh, pemerintah AS ada di balik operasi rahasia peledakan jaringan pipa Nord Stream di Laut Baltik, 26 September 2022.
Tujuan sabotase itu memutus ketergantungan Jerman dan Eropa atas gas alam cair Rusia. Jaringan Nord Stream menghubungkan langsung gas Rusia ke Jerman.
Volodin mengatakan pidato Joe Biden yang mengklaim AS sebagai negara yang berdiri sebagai suar bagi dunia, mengingatkannya pada pernyataan para pemimpin Reich Ketiga.
Konsekuensi dari ideologi keistimewaan ini menurut Volodin di kanal Telegramnya, terungkap dalam penyelidikan oleh Seymour Hersh.
Baca juga: Arsip Flight Radar 24 Pesawat Intel AS Terbang di Atas Titik Ledakan Nord Stream
Baca juga: AS di Balik Peledakan Nord Stream, Tulisan Lengkap Seymour Hersh - BAGIAN SATU
Baca juga: Peledakan Nord Stream di Laut Baltik oleh AS Libatkan Norwegia - BAGIAN DUA
Jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer, Seymour Hersh, menurunkan laporan di blog beritanya, operasi peledakan jaringan pipa Nord Stream dilakukan penyelam khusus AL AS.
Norwegia turut dilibatkan dalam operasi itu. Bahan peledak C4 ditanam di jalur pipa utama di Laut Baltik pada Juni 2022 bersamaan latihan BALOPS NATO.
Bahan peledak itu pada waktunya diledakkan dari jarak jauh pada 26 September 2022, dua bulan setelah ditanam para penyelam khusus.
“Jika (Harry S) Truman menjadi penjahat, yang menggunakan senjata nuklir terhadap warga sipil di Hiroshima dan Nagasaki, maka Biden menjadi teroris, yang memerintahkan penghancuran infrastruktur energi mitra strategisnya: Jerman, Prancis, Belanda,” kata Volodin.

“Sabotase pipa oleh Amerika adalah tindakan intimidasi terhadap pengikutnya, yang memutuskan untuk mengembangkan ekonomi mereka demi kepentingan warganya sendiri," tulisnya.
Pengungkapan Hersh harus menjadi dasar penyelidikan internasional untuk membawa Biden dan antek-anteknya ke pengadilan.
Langkah itu pula untuk memastikan negara-negara yang terkena dampak serangan teroris ini mendapat kompensasi.
Pemerintahan Biden telah membantah laporan Hersh, dengan juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson menyebutnya benar-benar lengkap fiksi dan palsu.
Sementara juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Moskow prihatin dengan upaya untuk secara diam-diam menghentikan penyelidikan atas ledakan pipa gas Nord Stream tahun lalu.
Dari laporan terbaru Seymour Hersh, maka kata Peskov, menunjukkan perlunya penyelidikan internasional terbuka atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap infrastruktur penting ini.
“Tidak mungkin meninggalkan ini tanpa menemukan pelakunya dan menghukum mereka,” kata Peskov.
Rusia telah berbicara tentang data yang menunjukkan keterlibatan Anglo-Saxon (AS dan Inggris) dalam insiden ini, dan ada tumpang tindih tertentu antara informasi ini dan laporan jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer itu.
Peskov berpendapat meskipun investigasi jurnalistik Hersh tidak dapat dilihat sebagai materi penyelidikan, laporan itu bagian sangat penting.
“Tetapi kami, sebaliknya, menyaksikan upaya untuk secara diam-diam menghentikan penyelidikan internasional semacam itu,” katanya.
“Apa yang terjadi pada pipa Nord Stream adalah preseden yang sangat berbahaya karena jika seseorang melakukan hal seperti itu sekali, mereka dapat melakukannya di mana saja di dunia untuk kedua kalinya," kata Peskov memperingatkan.
Laporan mengejutkan Seymour Hersh yang tidak diminati media mainstream barat, dirilis Rabu (8/2/2023) di situs blog Substack.com.
Sumber utama Hersh mengatakan bahan peledak ditempatkan di jalur pipa di Laut Baltik pada Juni 2022 oleh penyelam Angkatan Laut AS dengan kedok latihan NATO, dan diledakkan pada akhir September.
Sabotase Nord Stream 1, yang mengirimkan gas alam Rusia ke Eropa melalui Jerman, bersama dengan Nord Stream 2 yang baru selesai, membuat infrastruktur tidak dapat dioperasikan.
Penyelidikan terpisah terhadap ledakan yang dilakukan oleh Jerman, Swedia, dan Denmark belum membuahkan hasil yang nyata.
Jaksa Penuntut Umum Jerman Peter Frank mengatakan pekan lalu kecurigaan telah terjadi tindakan sabotase asing (dalam kasus ini), sejauh ini belum terbukti.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)
Putin : Penyabot Ukraina Serang Warga Sipil di Bryanks Rusia |
![]() |
---|
Petempur PMC Wagner Kibarkan Bendera di Jantung Kota Bakhmut |
![]() |
---|
Serangan Massal Drone ke Krimea Gagal, 10 Drone Ukraina Ditembak Jatuh Rusia |
![]() |
---|
Pasukan Ukraina Bakal Segera Mundur dari Artemovsk/Bakhmut |
![]() |
---|
Rusia Tembak Jatuh Drone Ukraina yang Serang Krasnodar dan Adygea |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.