Berita Jogja Hari Ini

Harga Beras Naik, Disperindag DIY Prediksi Stabilitas Harga dan Stok Beras Perlahan Pulih

“Yang pertama kenaikan harga itu terjadi karena hasil panen padi di beberapa wilayah di Indonesia belum begitu banyak. Termasuk di DIY.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana
Seorang buruh gendong di Pasar Beringharjo sedang membawa beras di Lantai 2 Pasar Beringharjo, Selasa (7/2/2023). 

“Nanti kami adakan dengan Bulog Kanwil DIY, yang mana Bulog juga mendapatkan tugas khusus mengenai kestabilan beras,” lanjutnya.

“Kami akan mengadakan pasar murah juga dengan menyasar kantong-kantong kemiskinan,” beber Syam.

Ia turut menyinggung mengenai jumlah konsumsi beras di DIY yang mencapai sekitar 88 kilogram per kapita per tahun. 

“Artinya kan konsumsi beras kita masih tinggi. Ayo sebisa mungkin kita kurangi konsumsi beras itu. Kalau konsumsi bisa turun, maka kebutuhan bisa turun,” tutur Syam.

“Nah kita juga perlu menghargai pangan kita. Karena beberapa restoran atau ketika prosesi pernikahan, biasanya masih ada yang menyisahkan nasi dengan porsi yang masih banyak. Kalau ditotal bisa berapa itu yang terbuang? Tentunya ada banyak kan? Nah itu perlu ditekankan dengan menghargai pangan yang ada,” pesan dia.

Ditemui secara terpisah, Menthuk (47) pedagang beras di lantai 2 Pasar Beringharjo, mengatakan adanya kenaikan harga jual mempengaruhi jumlah konsumsi masyarakat.

"Pengaruh pembelian warga, biasanya beli 3 kilogram sekarang jadi beli 1 kilogam. Biasanya beli 5 kilogram sekarang jadi beli 2 kilogram," tuturnya.

Namun, umumnya pembeli beras itu berasal dari Kota Yogyakarta dan digunakan sebagai konsumsi sehari-hari. 

Baca juga: Bek PSS Sleman Nurdiansyah Minta Ifan Nanda Tak Cepat Puas Jadi Langganan Line Up

Di sisi lain, kenaikan harga beras turut mendapat tanggapan dari masyarakat atau konsumen beras yang berbelanja di tempatnya.

"Ya bingung, kok naik terus. Ya sini kan cuma beli to, jadi ya enggak bisa (memberikan harga yang lebih murah lagi). Kalau kami kan mengikuti saja, harganya mengikuti, kalau harga naik ya dijual naik, harga turun ya dijual turun," ucap  Menthuk.

"Naik terus harganya. Naiknya banyak. Sekarang paling murah harganya Rp12 ribu per kilogram. Dulu (akhir Desember 2022) Rp10 ribu per kilogam sekarang jadi Rp12 ribu per kilogam. Awal Januari (harga beras) naik terus. Naik sampai Rp2000-Rp2.500. Di tempat saya paling murah itu Rp12 ribu per kilogam. Itu beras C4," tandas dia. (Nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved