Berita Jogja Hari Ini

Harga Beras Naik, Disperindag DIY Prediksi Stabilitas Harga dan Stok Beras Perlahan Pulih

“Yang pertama kenaikan harga itu terjadi karena hasil panen padi di beberapa wilayah di Indonesia belum begitu banyak. Termasuk di DIY.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana
Seorang buruh gendong di Pasar Beringharjo sedang membawa beras di Lantai 2 Pasar Beringharjo, Selasa (7/2/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kenaikan harga beras yang terjadi sejak beberapa waktu lalu mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta, Syam Arjayanti.

“Yang pertama kenaikan harga itu terjadi karena hasil panen padi di beberapa wilayah di Indonesia belum begitu banyak. Termasuk di DIY. Sedangkan, prediksi puncak penen raya padi akan terjadi pada Maret 2023,” urainya kepada Tribun Jogja, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Rekomendasi Rayakan Valentine di Hotel Jogja : Ada Paket All You Can Eat Valentine Dinner

Kemudian, saat ini terjadi peningkatan konsumsi yang disebabkan oleh peningkatan kunjungan wisatawan. 

“Awal tahun itu biasanya low sesson ya, wisatawannya. Ternyata saat ini tidak. (Okupansi) hotel di Yogya terpantau banyak yang full. Artinya, hal-hal tersebut memicu terhadap peningkatan konsumsi beras,” tutur Syam.

“Kalau hal itu digabungkan dengan jumlah peningkatan pendidikan yang anak didiknya sudah kembali masuk belajar, bahkan restoran-restoran mengalami peningkatan konsumen, maka dapat memberikan pengaruh terhadap daya konsumsi beras,” imbuh dia.

Adanya ketimpangan tersebut umumnya memberikan pengaruh terhadap keterbatasan stok beras dan perkembangan harga pangan di DIY. Namun, pihaknya memperkirakan stabilitas tersebut perlahan terjadi pada Maret 2023 atau saat panen raya terjadi.

“Belum lagi terdapat anomali iklim di beberapa tempat yang berimbas kepada bencana banjir dan longsor. Nah itu bisa mempengaruhi angka produksi panen padi,” kata Syam.

Melalui hal tersebut, pihaknya berupaya melakukan pemantauan harga dan stok beras di DIY. 

“Jadi kami tanyakan ke para pedagang di tiga pasar yang menjadi pemantauan di DIY mengenai harga dan stoknya. Nanti kami bisa mengetahui harga beras per harinya dan stoknya itu bisa bertahan untuk berapa lama,” ucap dia.

Pantauan atau monitoring itu juga dilakukan bersama tim dari Satgas pangan. Utamanya mengenai HET beras. Karena, harga produk hasil lumbung padi di pasaran  itu juga ada yang menjadi fokus pemerintah untuk dijual dengan harga tertentu.

“Di samping itu, kami juga melakukan sosialisasi kepada para pedagang terkait inflasi. Karena pergerakan stabilisasi inflasi itu tidak hanya tugas dari pemerintah saja, tetapi dibutuhkan peran juga dari pihak-pihak lain. Nah, dalam hal ini kami mengajak para pedagang untuk menekan angka inflasi itu. Dari sisi pedagang, keuntungannya kalau bisa tidak usah banyak-banyak lah,” pinta Syam.

Disampaikannya, HET beras medium sendiri sebenarnya berada diharga Rp9.450 per kilogram.

Tapi, berdasarkan pantauan harga dari Disperindag DIY, secara umum harga beras yang dijual di pasaran sekitar Rp11.000-an per kilogram.

“Makanya, kami juga masih melakukan operasi pasar yang di titik beratkan di tiga pasar pantauan. Walau memang pada awal 2023 ini belum banyak dilakukan, tapi kami akan berkoordinasi bersama Bank Indonesia,” sambung dia.

Rencana, operasi pasar yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini digelar di Pasar Beringharjo dengan fokus operasi pasar utama berupa komoditas beras.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved