Berita Klaten Hari Ini

Beras Rojolele Srinar dan Srinuk Klaten Semakin Diburu, Harga Capai Rp 15 Ribu per Kilogram

Permintaan terhadap beras unggulan asli Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Rojolele srinar dan srinuk semakin meningkat dalam beberapa

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Ilustrasi Berita Klaten 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Permintaan terhadap beras unggulan asli Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Rojolele srinar dan srinuk semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Beberapa pembeli rela merogoh kocek hingga Rp 15 ribu per kilogram untuk mendapatkan beras yang dihasilkan berkat kerjasama Pemkab Klaten dengan BATAN itu.

Pada tahun 2021, demi mempopulerkan beras itu, Bupati Klaten mengeluarkan Instruksi Bupati Nomor 1 tahun 2021 tentang memasyarakatkan pembelian beras itu bagi ASN dan pegawai BUMD di lingkup Pemkab Klaten.

Baca juga: Ekonomi DIY pada Triwulan IV 2022 Mengalami Pertumbuhan Sebesar 5,53 persen

Namun seiring waktu berjalan permintaan beras tersebut diklaim semakin tinggi, tak hanya dari kalangan ASN namun masyarakat umum juga membeli.

"Bahkan rojolele srinuk yang dikonsumsi ASN Klaten setiap bulan hampir 10 kilogram per orang untuk februari ini hanya 5 kilogram," ucapnya saat ditemui di DPRD Klaten, Senin (6/2/2023).

Kemudian, lanjut Mulyani, untuk Maret 2023 diprediksi kebutuhan untuk ASN sudah tidak bisa dipenuhi karena di pasaran harga beras itu sudah Rp 15 ribu sehingga kesulitan untuk stok ASN yang dijual seharga Rp 13 ribu.

Ia mengatakan, naiknya harga beras Rojolele terutama pada varietas srinuk karena beras tersebut masuk dalam kategori beras super premium.

Beras itu, lanjutnya dikenal wangi dan pulen sehingga bisa diadu dengan rojolele indukan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti mengatakan pada tahun 2022 produksi beras unggulan Klaten itu mencapai 5.815 ton.

Baca juga: Kapolres Gunungkidul Angkat Dua Kapolsek Baru

Adapun areal luas tanam dari beras rojolele srinar srinuk itu di Kabupaten Klaten tahun 2022 mencapai 894 hektare.

"Ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan ASN, kalau kebutuhan ASN saja sebenarnya, luas tanam sekitar 300 hektare saja sudah cukup. Namun ini untuk dijual juga ke pasaran umum seperti Jogja, Semarang hingga Jakarta," ujarnya. (Mur)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved