Berita Jogja Hari Ini

Ekonomi DIY pada Triwulan IV 2022 Mengalami Pertumbuhan Sebesar 5,53 persen

Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta triwulan IV 2022 yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, tumbuh sebesar 5,53 persen year on year (yoy)

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
Tangkapan Layar
Kepala Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, Sugeng Arianto, sedang memaparkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2022 saat menghadiri konferensi pers secara virtual, Senin (6/2/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta triwulan IV 2022 yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, tumbuh sebesar 5,53 persen year on year (yoy). 

Kepala BPS DIY, Sugeng Arianto, mengatakan, berdasarkan produk domestik bruto di DIY, secara harga berlaku tercatat senilai Rp43,28 triliun dan secara harga konstan mencapai Rp28,99 triliun.

Baca juga: Kapolres Gunungkidul Angkat Dua Kapolsek Baru

“Kalau itu kami bandingkan dengan triwulan sebelumnya, (yakni) triwulan III 2022 maka itu terjadi pertumbuhan sebesar 3 persen. Sedangkan apabila dibandingkan dengan triwulan IV 2021, maka pada triwulan IV itu tercatat pertumbuhan secara yoy sebesar 5,53 persen," katanya saat menghadiri konferensi pers secara virtual, Senin (6/2/2023).

Sedangkan, secara kumulatif, sepanjang 2022, jika dibandingkan pada 2021, maka pertumbuhan ekonomi di DIY tumbuh sebesar 5,15 persen.

“Kalau kami amati pertumbuhan secara series, kami melihat bahwa pada triwulan IV (2022) dibandingkan pada triwulan IV tahun-tahun sebelumnya, memang pertumbuhannya selalu berkisar di antara 3 persen,” ucap Sugeng.

“Pada 2022, pertumbuhan triwulan IV 3 persen, kemudian triwulan IV pada 2021 sebanyak 3,65 persen dan seterusnya,” imbuh Sugeng.

Apabila diamati secara yoy, pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2022, tumbuh sebesar 5,53 persen dan itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2022 yang tumbuh sebesar 6,20 persen.

“Kemudian, kalau kami lihat dan kami dalami. Pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha dan strukturnya pada 2022 secara yoy, terlihat ada empat lapangan usaha yang secara kontribusi memberikan share lebih dari 10 persen,” paparnya. 

Empat lapangan usaha itu tak lain berupa industri sebesar 11,71 persen, disusul akomodasi dan makan minum sebesar 10,48 persen, konstruksi 10,26 persen dan Infokom 10,11 persen. Sedangkan, untuk lapangan usaha lain masih berada di bawah 10 persen.

“Pertumbuhan untuk masing-masing-masing-masing lapangan usaha tersebut. Kalau kami lihat secara dominan, yang pertama (ada) akomodasi dan makan minum yang memberikan kontribusi sebesar 10,48 persen tercatat tumbuh secara yoy sebanyak 15,85 persen," tutur dia.

“Disusul oleh konstruksi dengan share 10,26 persen dan tumbuh secara yoy sebanyak 14,60 persen. Kemudian jasa keuangan yang memberikan share 4,23 persen dan memberikan pertumbuhan sebanyak 13,40 persen,” tambah Sugeng.

Sedangkan, untuk sektor pertanian dengan kontribusi 8,56 persen hanya mampu memberikan pertumbuhan negatif secara yoy pada triwulan IV sebesar -9,42 persen.

Menurutnya, yang menyebabkan atau yang menjadi dasar adanya pertumbuhan tersebut jika dilihat dari industri pengolahan mengalami peningkatan secara yoy.

“Terutama diakibatkan oleh produksi IMK yang mengalami peningkatan. Kemudian industri makanan dan minuman mempunyai porsi terbesar di DIY. Peningkatan industri itu sebesar 5,01 persen," jelasnya.

Hal itu juga dinilai mempengaruhi dinamika industri pengolahan secara keseluruhan dan itu dinilai sangat terkait dengan isu penghapusan PPKM pada akhir tahun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved