Perang Rusia Vs Ukraina

Menlu Sergey Lavrov : Tak Ada Negara Arab Turuti Ajakan Barat Menghukum Rusia

Menlu Rusia Sergey Lavrov menyatakan tidak adanya negara Arab yang menuruti ajakan AS dan barat menghukum Rusia, adalah fakta penting.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
ALEXANDER NEMENOV / AFP
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan, tak satu pun negara Arab menuruti ajakan dan desakan barat untuk menjatuhkan sanksi ke Rusia.

Fakta ini menunjukkan negara-negara Arab memahami posisi Rusia dalam konteks konflik melawan Ukraina sejak 24 Februari 2022.

"Tidak ada negara Arab yang bergabung dengan sanksi, meskipun ada tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan paling parah dari barat,” kata Lavrov.

“Saya bahkan akan mengatakan, tekanan yang tidak sopan dan memalukan yang dilakukan barat," kata Lavrov dalam jumpa pers khusus membahas isu-isu aktua sepanjang 2022/2023.

Lavrov menambahkan, tiga hari sebelum pidatonya di Kairo pada Juli 2022, delegasi diplomat barat mendekati Sekretaris Jenderal Liga Negara Arab.

Mereka menuntut agar pidato Menlu Rusia dibatalkan, atau Rusia dikutuk secara terbuka.

Mereka juga menuntut agar tidak ada seorang pun di Liga Arab yang berfoto dengan Menlu Rusia. Namun, Liga Arab menolak tuntutan tersebut.

Baca juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov : Barat Paksakan Poin Kutuk Rusia di Deklarasi Akhir G20

Baca juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov : AS Ingin Pertahankan Dominasi Global

Di Asia, kekuatan barat dipimpin AS juga menerapkan strategi politik keamanan Indo-Pasifik Barat untuk menjauhkan India dan China.

Pembentukan AUKUS yang menghinakan peran Perancis, kebijakan perluasan format blok, termasuk dengan Jepang, Selandia Baru, dan Korea, merusak arsitektur keamanan di Asia.

“Terutama ASEAN,” kata Lavrov. Diplomat senior itu mengingatkan soal kebijakan luar negeri Rusia. Moskow tidak pernah melarang mitranya berkomunikasi dengan negara lain.

Tidak seperti barat, yang meminta mitra Rusia di Asia Tengah untuk mendukung pihak barat dalam masalah Ukraina, di bawah ancaman kehilangan pasar dan investasi.

Lavrov mengungkapkan, kekuatan barat dipimpin AS menekan Georgia agar menuruti kehendak mereka, memusuhi Rusia.

Karena itu dalam konteks konflik Ukraina, Menlu Lavrov menegaskan tidak boleh ada negosiasi dengan Presiden Ukraina Volodymir Zelensky.

"Tidak boleh ada negosiasi dengan Zelensky, hanya karena dia telah secara hukum melarang pembicaraan dengan pemerintah Rusia," kata Lavrov.

Zelensky telah membuat proposal penyelesaian damai yang tidak realistis, yang ia sampaikan di forum KTT G20 Bali November 2022.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved