Perang Rusia Vs Ukraina

Kirim Ranpur Bradley ke Ukraina, AS Tunjukkan Diri Tak Ingin Solusi Damai

AS masih belum berminat menyelesaikan konflik Ukraina secara damai karena justru memasok peralatan tempur semakin berat ke Kiev.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Wikipedia Common
Kendaraan tempur lapis baja infantri Bradley ini banyak digunakan pasukan AS di berbagai medan tempur dunia. Washington menjanjikan pengiriman Bradley ke Ukraina. 

TRIBUNOJOGJA.COM, WASHINGTON – Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, menyatakan pemerintah AS tak tertarik penyelesaian konflik Rusia-Ukraina secara damai.

Anatoly Antonov menunjuk keputusan Washington untuk memasok Kiev dengan kendaraan tempur Bradley, dan rencana Jerman serta Prancis yang akan mengirim rudal Patriot serta tank AMX-10.

Menurut Antonov, AS bahkan belum mencoba mendengarkan peringatan Rusia terhadap jalan berbahaya semacam itu.

“AS melepaskan perang proksi nyata melawan Rusia dengan mendukung penjahat Nazi di Kiev pada awal 2014,” kata Dubes Antonov dikutip Sputniknews dan Russia Today, Jumat (6/1/2023).

Ia mengacu kudeta yang menggulingkan presiden yang terpilih secara demokratis, Viktor Yanukovich pada 2014.

“Setiap pembicaraan tentang sifat defensive senjata yang dipasok ke Ukraina telah lama menjadi tidak masuk akal,” tambahnya.

Utusan itu mengklaim pengiriman senjata barat hanya mendorong kaum radikal Ukraina untuk melakukan perbuatan buruk.

Juga akan menambah perasaan impunitas mereka. Mereka terus membunuh warga sipil di Donbass, Zaporozhye dan Kherson di Federasi Rusia.

“Tidak seorang pun harus meragukan siapa yang memikul tanggung jawab untuk memperpanjang konflik ini,” katanya.

Baca juga: Ukraina Tolak Penghentian Permusuhan Usulan Vladimir Putin

Baca juga: Prancis Pasok Tank AMX-10, AS Akan Kirim Ranpur Bradley ke Ukraina

Baca juga: Pejabat Ukraina Takut-takuti Jerman Jika Tak Kirim Tank Leopard 2

Menurut Antonov, semua tindakan pemerintah AS menunjukkan kurangnya keinginan untuk penyelesaian secara politik.

Duta Besar Rusia itu menyoroti reaksi Presiden AS Joe Biden terhadap usulan gencatan senjata 36 jam pada perayaan Natal Ortodoks yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Presiden AS menolak tawaran Moskow, dengan mengatakan, "Saya enggan menanggapi apa pun yang dikatakan Putin. Saya pikir dia mencoba mencari oksigen," kata Biden saat ditanya.

“Semua ini berarti Washington berkomitmen untuk berperang bersama kami hingga Ukraina terakhir, sementara nasib rakyat Ukraina tidak berarti apa-apa bagi AS,” kata diplomat itu.

Gencatan senjata yang diusulkan Putin juga dicap munafik oleh pejabat Ukraina, dengan Presiden Vladimir Zelensky menyebutnya sebagai tipu muslihat.

"Semua orang di dunia tahu bagaimana Kremlin menggunakan gencatan senjata untuk melanjutkan perang dengan semangat baru," kata Zelensky di rekaman video yang diedarkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved