Berita Jogja Hari Ini
Disperindag DIY Catat Perkembangan Nilai Ekspor Tertinggi Ada di Tiga Golongan Komoditi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag DIY), terus memantau perkembangan nilai ekspor komoditi.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag DIY), terus memantau perkembangan nilai ekspor komoditi.
Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti berujar, terdapat tiga golongan barang yang masih tinggi nilai ekspor komoditinya.
"Produk fesyen, craft dan mebel kayu atau furniture jadi produk terbesar dalam nilai ekspor DIY," katanya kepada awak media, Senin (14/11/2022).
Baca juga: Sebanyak 310 Angkot di Kota Magelang Dapat Bantuan Dampak Kenaikan Harga BBM
Nilai ekspor dari produk fesyen yang dimaksud berupa pakaian jadi bukan rajutan sebanyak 16,6 freight on board (FOB), craft berupa barang-barang dari kulit sebanyak 5,3 FOB dan mebel kayu atau furniture berupa perabot, penerangan rumah sebanyak 5,1 FOB.
Di mana, data tersebut telah didapatkannya selama September 2022.
Namun, nilai ekspor tersebut cenderung fluktuatif.
“Memang adanya perang Rusia dan Ukraina, kemudian inflasi beberapa negara, sempat menurunkan angka ekspor, tidak hanya di DIY, tapi nasional,” jelas Syam.
Dikatakannya, beberapa hal yang membuat penurunan angka ekspor DIY terjadi dari sisi internal perusahaan komoditi itu sendiri.
“Penurunan itu ada tunda pembayaran, tunda pesanan, jadi mungkin tidak langsung. Ini kan pemerintah baru menggali potensi di negara lain yang diaspora tinggi, mungkin Arab, potensi apa yang masuk dari sisi pangan karena angka haji umroh banyak setiap tahun, nanti bisa mengarah ke sana,” terangnya.
Oleh karenya, Pemerintah DIY terus berupaya dalam memberi dukungan guna meningkatkan sisi produk maupun sumber daya manusia.
"Tentu ke depan akan kami gali lagi, kami tingkatkan kembali dan mungkin tidak hanya tiga sektor tersebar itu saja (yang didorong potensinya untuk nilai ekspor lebih tinggi), tetapi bidang-bidang yang lain akan kami gali juga potensinya," ucap Syam
“Kami juga melakukan kemitraan. Kami membantu menghubungkan yang belum ekspor dengan yang sudah. Kemudian, kami memberikan dukungan penyelenggaraan pameran juga," imbuhnya.
Ia pun berharap, beberapa komoditi yang mengelami penurunan dapat segera pulih kembali.
Baca juga: Tim Sepak Bola SMPN 1 Kalasan Raih Gelar Juara di Kejuaraan KKO Festival Olahraga Pendidikan
"Semoga ke depan membaik, tidak semakin memburuk," pintanya.
Di sisi lain, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, nilai ekspor DIY pada September 2022 tercatat US$44,6 juta atau turun 4,90 persen dibanding Agustus 2022. Dibanding September 2021 nilai ekspor turun sebesar 2,41 persen.
Kepala BPS DIY, Sugeng Arianto menyebut, terdapat tujuh komoditas utama yang mengalami penurunan nilai ekspor.
“Penurunan terbesar ekspor terjadi pada barang-barang rajutan sebesar US$1,5 juta atau 25,42 persen,” pungkas Sugeng. (Nei)