Polda DIY Selidiki Dugaan Penyekapan dan Intimidasi Wali Murid di Kantor Satpol PP Kulon Progo
Dugaan kasus penyekapan dan intimidasi tersebut terkait protes pengadaan pakaian seragam di SMAN 1 Wates.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Lantas berkata jika dirinya tidak akan berbicara lagi.
Namun langsung ditimpali oleh AR bahwa Agung tidak akan bisa keluar dari ruangan itu sebelum membocorkan, perkara seragam ini sudah dilaporkan belum, kemudian siapa orang yang telah melaporkan.
Agung yang awalnya enggan berbicara, tetapi karena terus ditekan akhirnya menyampaikan, jika perkara seragam ini sudah dilaporkan ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY, bahkan sudah sampai ke Irda dan Dinas Pendidikan DIY.
Namun ia enggan mengatakan siapa yang melaporkan. Di tengah tensi yang meninggi, Sardji selaku Komite SMAN 1 Wates menengahi.
"Pak Sardji menyampaikan, ‘jangan begitu, kami butuh info dari Pak Agung. Jika penyelesaian seperti ini saya juga enggak mau.’ Dia melindungi dan menolong saya," tutur Agung.
Atas peran Sardji ini juga yang akhirnya membuat Agung diberikan jalan untuk keluar dari ruangan itu.
Agung lalu pergi, namun sebelumnya menjabat tangan semua orang yang ada di ruangan itu agar tensi dan emosi mereka menurun.
"Setelah lewat pintu (ruangan), saya langsung lari," ujar Agung.
Menurutnya, dia berada di ruangan itu nyaris dua jam.
Ia datang sekitar pukul 14.24 WIB kemudian keluar 15.50 WIB.
Karena merasa terintimidasi, pada Jumat (30/9/2022) Agung melaporkan kejadian itu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarya.
Kemudian, keesokan harinya, Sabtu (1/10/2022) melapor ke Polda DIY.
( tribunjogja.com )