Covid Centaurus
APAKAH Subvarian Omicron Centaurus Berbahaya dan Menyebabkan Kematian? Yuk Cek Faktanya!
Lantas, bagaimana gejala dari subvarian Centaurus? Berikut sederet fakta Covid-19 Subvarian Omicron Centaurus yang perlu Anda ketahui:
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Muhammad Fatoni
“Saya baru saja menamai varian BA.2.75 setelah galaksi. Nama barunya adalah strain Centaurus. Terbiasalah. Hari ini, saya memimpin pandemi apa pun," demikian tulis dia.
Dalam hal ini, WHO bahkan belum memberi nama resmi bagi strain BA.2.75.
2. Subvarian Centaurus BA.2.75 ditemukan di India
Subvarian Centaurus BA.2.75 ini pertama kali ditemukan oleh para peneliti di India, seiring dengan merebaknya BA.5 yang melanda dunia.
Subvarian Omicron Centaurus pertama kali terdeteksi di India pada Mei 2022.
Sejak itu, subvarian Centaurus juga terdeteksi di Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jerman, Jepang, Selandia Baru, dan Inggris.
Menurut epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, sifat subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus adalah jumlah mutasi spike atau proteinnya sangat tinggi.
Selain itu, kata Dicky, ada kemungkinan subvarian Centaurus bisa menurunkan efikasi antibodi.
Dicky mengatakan, proses penularan subvarian Centaurus efektif melalui udara.
“Data awal di India menunjukkan BA.2.75 punya kecepatan sebaran yang luar biasa atau 9 kali lipat BA.5," ucap Dicky seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Centaurus Alias Omicron BA.2.75 yang Jadi Perhatian WHO, Apakah Lebih Menular?
3. Diprediksi akan menjadi strain dominan
Menurut pakar kesehatan dan virolog percaya bahwa subvarian ini bisa menjadi strain dominan dalam pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini.
Hal ini sudah terbukti di India sebagai negara pertama yang mendeteksi Centaurus.
BA.2.75 menjadi strain yang mendominasi infeksi di negara tersebut.
Bahkan jumlah kasusnya melebihi kasus yang disebabkan oleh BA.5.